16.05.201604:44:00UTC+00Seri Britreferendum: Boe Tampaknya Akan Mengeksekusi Kebijakan Seperti 2009 Apabila Brexit Terjadi

Salah satu resiko terbesar yang dihadapi baik Inggris dan Bank of England (BOE) adalah stagflasi. Partisipan pasar memperkirakan Pound yang jauh melemah apabila Inggris benar-benar keluar dari UE dan Pound yang melemah akan memicu inflasi yang naik tajam. Di sisi lain, karena ketidakpastian terkait hukum dagang, pelambatan aliran ekonomi investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) akan menghadapi resesi, setidaknya secara teknis, menurut kepala BOE Mark Carney. Jadi apakah respon bank sentral tersebut apabila terjadi stagflasi. Tampaknya bank tersebut akan mengambil tindakan seperti yang terjadi pada 2009 namun kurang agresif. Dulu, BOE mengacuhkan inflasi tinggi dalam menghadapi krisis 2008/09 dan memilih mengeksekusi kebijakan yang mendorong pertumbuhan seperti pembelian aset dan pemotongan suku bunga. Dengan suku bunga yang sudah berada di 0,5%, bank tersebut tampaknya akan menjalani pembelian aset lainnya, karena ia memiliki scope yang lebih banyak dan hanya pemotongan 25 basis poin dalam biaya peminjaman. BOE tampaknya tak akan mengambil kebijakan suku bunga negatif lagi. Hal itu akan menambahkan dampak negatif pada Pound. Jadi apabila keluarnya Inggris benar-benar terjadi, kami menganggap Pound akan lebih menderita daripada hanya efek keluar itu sendiri. Pound kini diperdagangkan di 1,436 terhadap Dolar.