17.05.201602:02:00UTC+00Goldman Sachs merevisi outlook minyak naik

Salah satu pendukung bear harga minyak terbesar, Goldman Sachs, yang memprediksi harga minyak turun menuju $20 per barel (meski bukan skenario dasar mereka) telah merevisi outlooknya naik. Alasan utama dibalik outlook Goldman ini adalah karena kekurangan dan penyesuaian yang lebih cepat dari sisi suplai, khususnya di Amerika Utara. Menurut bank tersebut, kurangnya suplai, unjuk rasa, kebakaran hebat dan penurunan produksi minyak negara-negara diluar OPEC menurunkan pasokan menjadi 3,75 juta barel per hari di Mei. Penurunan suplai yang besar ini diisi oleh produksi dari Irak dan Iran yang lebih tinggi, namun tidak cukup. Oleh karena itu, pasar minyak mengalami defisit di Mei, menurut Goldman. Hampir 2 juta barel/hari Kanada tidak memproduksi minyak karena kebakaran hebat. Sebaliknya, pertumbuhan permintaan secara mengejutkan naik menjadi 1,4 juta barel/hari, berkat India dan Tiongkok. Goldman kin imemperkirakan harga akan mencapai rata-rata $50/barel di paruh kedua tahun ini. Namun, bank belum mengubah outlooknya untuk jangka waktu yang lebih panjang. Harga rata-rata minyak akan turun ke $45 per barel. Setelah naik ke sekitar $43 per barel di awal Mei, WTI naik di 4 dari 5 hari trading. Hari ini WTI naik sekitar 0,9%, diperdagangkan di $48,2 per barel.