21.04.201717:54:00UTC+00Pertumbuhan Gdp Riil di Asia Tetap Berbasis Luas, Tampak Akan Mengalami Pertumbuhan Mantap Dalam Waktu Dekat - Barclays

Pertumbuhan GDP riil di Asia berbasis luas dan kuat, yang diindikasikan oleh indikator aktivitas riil. Performa ekspor yang lebih baik terhadap produksi industri telah menyebabkan penurunan yang stabil pada cadangan, khususnya di negara-negara Asia Utara seperti Taiwan, Korea, dan Jepang. Stimulus fiskal dan kredit terkini di China telah membantu dalam menurunkan cadangan, sementara para pemanufaktur bersikap lebih optimis, mengubah posisi awal mereka yang mempertahankan cadangan rendah secara berhati-hati, menurut Barclays dalam laporan penelitiannya. Harga yang meningkat juga diperkirakan akan memberikan insentif tambahan bagi para pemanufaktur untuk mengisi cadangannya kembali. Karenanya, pengisian stok barang diperkirakan akan memainkan peranan krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, setidaknya pada paruh pertama 2017. Mengingat momentum yang sedang berlangsung di negara-negara tersebut, pertumbuhan GDP riil Jepang tampaknya akan menguat di 1,7 persen pada kuartal pertama, menurut Barclays. Resiko yang signifikan pada sisi atas pada prediksi ini tetap ada, mengingat kejutan terhadap produksi ekspor Jepang yang mencapai 12 persen per tahun pada Maret, dibandingkan ekspektasi konsensus yang menyebutkan pertumbuhan sebesar 6,2 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China berkembang 6,9 persen pada kuartal pertama tahun 2017, sementara produksi industri meningkat ke titik tertinggi dalam 27 bulan di 7,6 persen. Pertumbuhan ekonomi China tampaknya akan bertumbuh 6,7 persen tahun ini, menurut Barclays. Pembalikan pertumbuhan ekonomi China juga telah mendorong aktivitas secara signifikan di negara-negara berkembang lainnya di Asia. Secara keseluruhan, Asia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang mantap dalam jangka pendek, menurut Barclays.