28.02.201821:10:00UTC+00BRAZIL: Mesin penghancur tebu di 2018-19 akan lebih besar dan fokus pada ethanol

Mesin penghancur tebu di Brazil pada 2018-19 akan lebih besar dan memproduksi lebih banyak ethanol dari panen di 2017-2018, yang mengarah pada akhirnya, menurut para analis yang diwawancara oleh Agencia CMA. Meski proyeksi masih bergantung pada curah hujam Februari dan Maret, para spesialis bertaruh untuk kenaikan mesin penghacur tebu 2-5%, dengan ethanol mencapai 58% dari campuran produksinya. Para analis mengatakan bahwa ethanol mudah diproduksi dan dikirimkan dan kemungkinan akan lebih menguntungkan di tahun ini. Sepanjang tahun lalu, harga internasional untuk gula jatuh ke level rendah 0,13 dolar AS per pound di New York sementara defisit pasar berubah menjadi surplus. Ethanol dalma gilirannya, juga menderita di 2017, khususnya dengan akhir keringanan pajak untuk para produsen bahan bakar di Brazil, yang menurunkan harga dan margin untuk para produsen. "Untuk para petani, ethanol lebih baik. Dengan ethanol, petani menghasilkan lebih cepat, menjual lebih cepat dan mengumpulkan lebih cepat. Selain itu, ia juga dapat memproduksi di awal oekan dan menjualnya pada Rabu, sehingga dapat dibayarkan pada hari berikutnya," kata Mauricio Muruci, seorang analis di Safras & Mercado. Konsumsi ethanol cair Brazil naik 6,47% di 2017. Namun, dalam tiga bulan terakhir tahun 2017, harga ethanol naik tajam: 15% di Oktober, 33% di November dan 31% di Desember. Menurut analis, tren terbaru ini akan terulang kembali di 2018, yang memberikan kesempatan untuk para produsen untuk meningkatkan pendapatan. Muruci juga menjelaskan bahwa keunggulan etranol dalam panen 2018-19 akan membuat harga minyak Brent terus naik dan kurs asing mendekati R$3,25 per dolar, sehingga membantu harga bensi tetap mahal untuk para konsumen setempat. Harga gula juga akan tetap di antara 0,13 dolar AS dan 0,1450 dolar AS per pound, dengan titik seimbang di 0,14 dolar AS per pound. Karena produksi gula berlebih pada skala global, maka harga gula kemungkinan akan tetap di level ini, menurut para analis. "Ethanol dapat membayarkan setidaknya 20% lebih besar dari gula dalam negeri - acuan untuk pasar Ribeiro Preto - dan 40% lebih dari pasar gula di New York," kata Muruci. "Uni Eropa menghasilkan lebih banyak gula dan Asia serta India akan memproduksi 27 juta ton, dari 21 juta ton gula di panen sebelumnya," katanya.