25.02.201903:29:00UTC+00Inflasi Singapura melambat, memangkas perkiraan untuk 2019

Inflasi Singapura melambat tipis pada Januari dan perkiraan untuk pertumbuhan harga pada tahun ini dipangkas, terutama karena proyeksi untuk harga minyak yang lebih rendah. Inflasi harga konsumen melambat ke 0,4 persen pada Januari dari kenaikan 0,5 persen pada Desember, data dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian pada Senin. Untuk November, pertumbuhan harga sebesar 0,3 persen. Inflasi melambat terutama karena kenaikan harga listrik dan gas yang lebih kecil yang mengimbangi pertumbuhan harga jasa yang lebih tinggi. Harga listrik dan gas naik lebih lambat sebesar 6,5 persen, setelah naik 14,6 persen pada bulan Desember, sementara tarif listrik direvisi lebih rendah karena harga minyak lebih rendah di bulan-bulan sebelumnya. Peluncuran Pasar Listrik Terbuka (OEM) nasional secara bertahap juga berimbas pada harga listrik. Inflasi pangan sebesar 1,7 persen, sama dengan bulan Desember, sementara pertumbuhan harga jasa naik ke 1,7 persen dari 1,5 persen, terutama didorong oleh kenaikan ongkos transportasi umum. Biaya transportasi jalan swasta turun 3,4 persen per tahun pada bulan Januari, turun dari 3,7 persen pada bulan Desember. Pada waktu yang sama, harga akomodasi turun 1,9 persen pada Januari, sama dengan bulan sebelumnya. Inflasi inti MAS, diluar harga akomodasi dan transportasi jalan swasta, melambat ke 1,7 persen pada Januari, dari 1,9 persen pada Desember. Inflasi inti yang lebih lambat dikarenakan terutama oleh laju pertumbuhan harga listrik dan gas yang lebih lemah, yang membebani inflasi jasa yang lebih tinggi. Per bulan, harga konsumen keseluruhan turun 0,3 persen pada Januari, berbalik dari kenaikan 0,1 persen pada Desember. Sementara itu, inflasi inti MAS turun ke 0,1 persen dari 0,3 persen bulan lalu. MAS dan Kementerian merevisi turun perkiraan inflasi headline untuk 2019 ke 0,5-1,5 persen dari 1-2 persen, dengan mengutip proyeksi untuk harga minyak yang lebih rendah serta pertumbuhan upah dan harga yang terus tertekan, berkat kondisi pasar buruh yang mendukung. Oleh karena itu, jumlah kenaikan harga secara menyeluruh diperkirakan akan dibatasi oleh persaingan pasar yang lebih besar dalam beberapa segmen konsumen, seperti telekomunikasi, listrik dan ritel. Perkiraan inflasi inti tidak berubah di 1,5-2,5 persen.