26.03.201921:30:00UTC+00Selandia Baru Mempertahankan 'Official Cash Rate' Resmi Stabil pada 1,75%

Pada hari Rabu, Reserve Bank of New Zealand mempertahankan Official Cash Rate di rekor terendah 1,75% untuk pertemuan ke-16 berturut-turut. Keputusan itu sejalan dengan ekspektasi menyusul penurunan suku bunga 0,25% pada bulan November 2016. Bank sentral telah memotong 0,50% kolektif dari patokannya dalam 25 bulan terakhir, menurunkan suku bunga dalam enam dari 22 pertemuan terakhir setelah enam sesi berturut-turut yang terjadi tanpa perubahan. Mengingat prospek perekonomian global yang lebih lemah dan momentum yang turun dalam pengeluaran domestik, kemungkinan arah langkah OCR berikutnya adalah turun, Gubernur RBNZ Adrian Orr menjelaskan. Ketenagakerjaan mendekati level maksimum yang berkelanjutan, kata pihak bank. Namun, inflasi harga konsumen inti tetap di bawah target 2% target, sehingga memerlukan kebijakan moneter yang terus suportif. Prospek perekonomian global terus melemah, khususnya mitra dagang utama termasuk Australia, Eropa, dan China. Prospek yang melemah ini telah mendorong sejumlah bank sentral untuk melonggarkan sikap kebijakan moneter yang diharapkan, menempatkan tekanan naik (upward pressure) pada Dolar Selandia Baru. Pertumbuhan domestik melambat pada tahun 2018, dengan pelunakan 'softness' di pasar perumahan (housing markets) dan kontribusi investasi bisnis yang lemah. "Kami mengharapkan suku bunga rendah yang berkelanjutan, dan peningkatan pengeluaran pemerintah dan investasi, untuk mendukung pertumbuhan perekonomian selama tahun 2019. Suku bunga rendah, dan pertumbuhan ketenagakerjaan yang berkelanjutan, harus mendukung pengeluaran rumah tangga dan investasi bisnis. Pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur, perumahan, dan pembayaran transfer juga mendukung permintaan domestik," jelas Orr. Seiring meningkatnya tekanan kapasitas, inflasi harga konsumen diperkirakan akan meningkat hingga sekitar titik tengah rentang target kami pada 2%. Neraca risiko terhadap prospek ini telah bergeser ke downside, jelas pihak bank. Risiko penurunan global yang lebih nyata telah meningkat dan sentimen bisnis yang rendah terus membebani pengeluaran domestik. Pada sisi positifnya, inflasi dapat naik lebih cepat jika perusahaan meneruskan kenaikan biaya ke harga dengan tingkat yang lebih besar. "Kami akan menjaga OCR pada tingkat ekspansi untuk periode yang cukup lama dalam berkontribusi dalam memaksimalkan pekerjaan yang berkelanjutan dan mempertahankan inflasi yang rendah dan stabil," kata Orr.