16.07.201900:29:00UTC+00IMF Pangkas Outlook Pertumbuhan 2019 Singapura

IMF menurunkan prospek pertumbuhan Singapura untuk 2019 dengan alasan lemahnya permintaan asing di tengah sengketa dagang. Mengakhiri konsultasi Pasal IV dengan Singapura, dewan eksekutif IMF pada hari Selasa mengatakan pertumbuhan akan melambat menjadi 2 persen tahun ini, yang juga lebih lemah dari proyeksi 2,3 persen pada Mei. Pertumbuhan diperkirakan akan meningkat menjadi 2,3 persen di tahun 2020. "Mengingat ketegangan perdagangan global, dukungan dari sektor eksternal diperkirakan akan turun dan pendorong pertumbuhan diproyeksikan untuk kembali menjadi permintaan domestik," kata IMF. Data resmi dari Singapura, yang dirilis minggu lalu, menunjukkan ekonomi negara-kota ini mengalami kontraksi 3,4 persen pada kuartal kedua karena perang dagang membebani elektronik dan teknik presisi. Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura (MAS), Ravi Menon, bulan lalu mengatakan prospek pertumbuhan untuk tahun ini kemungkinan akan direvisi turun karena risiko penurunan pertumbuhan jelas meningkat. MAS hari ini mengatakan mereka akan meninjau rekomendasi IMF dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk semakin memperkuat pengawasan keuangan. Para direktur IMF mendukung sikap kebijakan moneter yang netral secara luas dan merekomendasikan agar kebijakan itu tetap bergantung pada data. Jika risiko penurunan terjadi, kebijakan fiskal harus menjadi garis pertahanan pertama, kata para direktur. Lebih lanjut, mereka mengamati bahwa sistem keuangan Singapura dianggap tangguh, didukung oleh kerangka peraturan dan pengawasan yang kuat. Namun, karena uji tekanan likuiditas mengungkapkan kerentanan dalam likuiditas dolar AS, para direktur didorong memberikan prioritas untuk memperkuat likuiditas valuta asing bank.