14.08.201903:41:00UTC+00Perekonomian Jerman Berkontraksi pada Kuartal Kedua Karena Ekspor

Perekonomian Jerman mengalami kontraksi pada kuartal kedua karena pertumbuhan global yang lebih lemah dan perang dagang mengurangi permintaan asing terhadap barang-barang yang diproduksi di negara terbesar kawasan euro tersebut, data dari Destatis menunjukkan pada Rabu. Produk domestik bruto menyusut 0,1 persen secara berturut-turut pada kuartal kedua, hampir seluruhnya membalikkan ekspansi 0,4 persen kuartal pertama. Ini adalah penurunan pertama dalam tiga kuartal dan sesuai dengan prakiranan para ekonom. Setelah penyesuaian kalender, PDB naik 0,4 persen tahun ke tahun, tetapi lebih lambat dari pertumbuhan 0,9 persen yang tercatat di kuartal pertama. Pada saat yang sama, PDB yang tidak disesuaikan tetap datar. Data mengungkapkan bahwa kontribusi positif untuk pertumbuhan berturut-turut terutama berasal dari permintaan domestik. Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga meningkat, bersama dengan pengeluaran konsumsi akhir pemerintah. Investasi meningkat dari kuartal pertama, tetapi pembentukan modal tetap bruto konstruksi menurun. Perkembangan perdagangan luar negeri menurunkan pertumbuhan ekonomi karena ekspor mencatat penurunan kuartal-ke-kuartal yang lebih kuat dari impor, Destatis melaporkan. Carsten Brzeski, seorang ekonom ING, mengatakan konflik dagang, ketidakpastian global dan sektor otomotif yang berjuang akhirnya menyebabkan ekonomi Jerman menyerah. Negara ini membutuhkan paket stimulus dua pilar: stimulus jangka pendek dan peningkatan potensi pertumbuhan jangka panjang, tambah ekonom tersebut. Intinya adalah ekonomi Jerman tertatih-tatih di tepi resesi, Andrew Kenningham, seorang ekonom di Capital Economics, mencatat. Di antara mitra utama, pertumbuhan Prancis melambat menjadi 0,2 persen dari 0,3 persen. Spanyol tumbuh 0,5 persen, tetapi ini merupakan yang terlemah dalam lima tahun dan PDB Italia tetap mendatar di kuartal kedua.