15.11.201906:10:00UTC+00Pertumbuhan PDB Q3 Malaysia Melambat

Pertumbuhan ekonomi Malaysia melambat pada kuartal ketiga karena investasi dan ekspor yang lemah, data dari Departemen Statistik menunjukkan hari Jumat. Produk domestik bruto naik 4,4 persen pada skala tahunan, seperti yang diharapkan, menyusul ekspansi 4,9 persen di kuartal kedua. Pertumbuhan lebih lambat yang sama dilaporkan terakhir kali pada kuartal ketiga 2018. Secara kuartalan, ekonomi tumbuh 0,9 persen, lebih lambat dari pertumbuhan 1 persen yang terlihat pada kuartal kedua. Meski demikian, bank sentral mengatakan pertumbuhan diharapkan berada dalam proyeksi pada 2019 dan laju berlanjut hingga 2020. Bank memperkirakan pertumbuhan 4,3-4,8 persen tahun ini. Alex Holmes, seorang ekonom di Capital Economics, mengatakan pertumbuhan kemungkinan akan semakin melemah pada kuartal mendatang. Di sisi positifnya, pelonggaran kebijakan moneter baru-baru ini akan memberikan dorongan bagi perekonomian. Kebijakan fiskal yang lebih ketat adalah angin sakal utama karena pemerintah bertujuan untuk menurunkan defisit anggaran, ujar ekonom tersebut. Pekan lalu, bank sentral secara tak terduga mengurangi rasio persyaratan cadangan wajib sebesar 50 basis poin menjadi 3,00 persen. Pada bulan Mei, bank telah menurunkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin mengutip risiko terhadap prospek ekonomi. Rincian sisi produksi PDB menunjukkan bahwa sektor jasa dan manufaktur tetap menjadi jangkar perekonomian. Sektor jasa mencatat pertumbuhan 5,9 persen dan manufaktur naik 3,6 persen. Output pertanian naik 3,7 persen. Sementara itu, konstruksi menyusut 1,5 persen dan pertambangan dan penggalian sebesar 4,3 persen. Di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 7 persen didorong oleh pengeluaran makanan dan minuman beralkohol. Pada saat yang sama, pengeluaran pemerintah naik 1 persen. Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto tetap negatif selama tiga kuartal berturut-turut. Investasi turun 3,7 persen. Ekspor turun 1,4 persen dan impor turun 3,3 persen di kuartal ketiga. Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa transaksi berjalan mencatat surplus sebesar MYR 11,5 miliar dibandingkan dengan surplus MYR 14,3 miliar pada kuartal sebelumnya.