30.01.202019:05:00UTC+00Minyak berjangka diperdagangkan di dekat level terendah 6 bulan saat kekhawatiran akan virus corona meningkat

Harga minyak mentah turun tajam pada hari Kamis ditengah kekhawatiran mengenai proyeksi untuk permintaan energi setelah kekhawatiran mengenai dampak potensial dari wabah virus corona pada ekonomi global meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona sebagai darurat kesehatan global. Pada pagi harinya, AS mengkonfirmasi transmisi virus pertama manusia-ke-manusia yang telah menewaskan 171 orang di Tiongkok dan telah menyebar ke 18 negara lain. Virus tersebut dilaporkan telah menginfeksi lebih dari 8100 orang sejauh ini, lebih banyak dari epidemi SARS pada 2003. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebryesus mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa organisasi tersebut menyaksikan kedaruratan patogen yang tidak diketahui sebelumnya dan telah mengakibatkan wabah yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan bahwa ini adalah waktunya untuk beraksi bersama untuk membatasi penyebarannya. Minyak berjangka West Texas Intermediate Crude untuk bulan Maret berakhir turun $1,19, atau sekitar 2,2%, di $52,14 per barel, perdagangan terendah sejak 7 Agustus. Data yang dirilis oleh Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu yang menunjukkan persediaan Minyak mentah naik 3,5 juta barel dalam sepekan sampai 24 Januari, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 482.000 barel, juga berkontribusi pada penurunan tajam harga minyak. Laporan EIA juga mengatakan persediaan bbm naik 1,2 juta barel pekan lalu, sedikit lebih kecil dari kenaikan yang diharapkan. Stok distilasi turun 1,3 juta barel pekan lalu, lebih besar dari penurunan yang diharapkan sekitar 1,1 juta barel.