27.02.202009:48:00UTC+00Minyak mengalami kerugian lebih jauh untuk hari kelima

Harga minyak turun hampir 2 persen pada hari Kamis, memperpanjang kerugian untuk sesi kelima berturut-turut ke level terendah sejak Januari 2019, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek permintaan energi. Minyak mentah acuan Brent turun 1,9 persen menjadi $51,81 per barel, sementara minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun hampir 2 persen menjadi $47,78 per barel. Ketakutan meningkat atas pandemi virus Corona karena jumlah total kasus virus Corona terus tumbuh di seluruh dunia. Penyebaran virus ke perekonomian besar termasuk Korea Selatan, Jepang dan Italia telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan permintaan bahan bakar akan terbatas. Microsoft bergabung dengan produsen iPhone Apple Inc. dan perusahaan PC, HP Inc., dalam menurunkan estimasi ke depan, mengutip gangguan rantai pasokan terkait dengan virus Corona. Amerika Serikat dan Korea Selatan menunda latihan militer bersama hari ini karena jumlah infeksi di luar China, sumber wabah, untuk pertama kalinya melampaui jumlah yang muncul di negara itu. Para pejabat berebut untuk mencegah wabah di Italia, yang telah melaporkan 12 kematian dan 400 kasus yang dikonfirmasi dalam wabah virus terburuk di Eropa. Lebih dari 18 kasus virus telah dikonfirmasi di Jerman dan Perancis, sementara dua pasien Perancis meninggal karena penyakit tersebut. Data inventaris bullish EIA gagal menawarkan dukungan apa pun. Data yang dikeluarkan oleh Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak naik 452.000 barel dalam pekan yang berakhir pada tanggal 21 Februari, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 2 juta barel. OPEC dan sekutu dijadwalkan bertemu di Wina pada tanggal 5 dan 6 Maret untuk menerima permintaan pengurangan produksi yang lebih dalam. Menteri energi Arab Saudi menyatakan awal pekan ini bahwa ia yakin OPEC dan para mitranya akan merespons secara bertanggung jawab terhadap penyebaran virus Corona.