08.04.202021:08:00UTC+00Dollar tetap kuat terhadap mata uang utama

Dollar AS tetap di atas garis yang sama sepanjang sesi hari Rabu. Pertunjukkan kekuatan greenback sebagian besar dikarenakan oleh daya tarik safe havennya ditengah ketidakpastian mengenai meredanya infeksi pandemi virus segera. Pasar mata uang juga bereaksi terhadap notulen dari rapat kebijakan terbaru Federal Reserve. Indeks dollar, yang naik tajam di 99,90 pada sesi Asia, setelahnya turun ke sekitar 99,90 sebelum pulih ke 100,20, naik sekitar 0,3% dari penutupan sebelumnya. Terhadap euro, dollar menguat naik ke $1,0831 sebelum memangkas beberapa kenaikan dan turun ke $1,0853, masih bertahan dalam wilayah positif, naik hampir 0,4%. Euro turun sementara menteri-menteri keuangan Zona Euro gagal mengatasi kebuntuan dan menyepakati langkah untuk membantali krisis ekonomi akibat wabah virus corona. Laporan yang mengecewakan mengenai outlook pertumbuhan untuk Jerman dan Prancis juga membebani euro. Terhadap Pound Sterling, dollar turun sekitar 0,3% di $1,2378. Yen Jepang sedikit lebih lemah di 108,87 per dollar, dibandingkan dengan 108,75 yen per dollar pada Selasa malam. Dollar lebih kuat terhadap franc Swiss dengan satu unitnya dihargai 0,9723 franc. Terhadap Aussie, dollar turun hampir 1% dengan pasangan ini diperdagangkan di 0,6228, sementara terhadap Loonie, dollar naik sekitar 0,3% di C$1,4031. Sebuah laporan dari Canada Mortgage and Housing Corporation (CMHC) menunjukkan tingkat pembangunan rumah tahunan di Kanada turun 7,3% dari sebulan sebelumnya ke 195.174 uni pada Maret 2020. Namun, ini jauh di atas perkiraan pasar sebesar 180.000 unit. Sementara itu, nilai izin membangun di Kanada turun 7,3% dari sebulan sebelumnya ke C$8,6 miliar pada Februari 2020, setelah kenaikan yang direvisi turun 3,3% pada bulan Januari. Nilai izin residensial turun ke C$5,3 miliar pada bulan Februari, dari sebulan sebelumnya. Notulen dari rapat kebijakan moneter darurat Federal Reserve pada bulan Maret menunjukkan beberapa peserta yang memilih pemotongan suku bunga yang lebih kecil hingga pemotongan suku bunga satu persen penuh pada rapat 15 Maret. Notulen mengatakan beberapa peserta rapat mendukung pemotongan suku bunga 50 basis poin, dengan catatan bahwa keputusan ini akan memberikan dukungan bagi ekonomi dalam menghadapi wabah virus corona sementara menjaga kemampuan Fed untuk menurunkan suku bunga kembali jika outlook ekonomi terus memburuk. Peserta rapat tersebut juga mencatat bahwa pemotongan suku bunga hingga 100 basis poin kurang dari dua minggu setelah pemotongan darurat 50 basis poin menghidupkan risiko mengirimkan sinyal yang sangat negatif mengeni proyeksi ekonomi.