29.04.202021:16:00UTC+00Dolar Kembali Melemah

Dolar AS memperpanjang pelemahannya baru-baru ini pada hari Rabu, karena sentimen risiko membaik setelah Gilead Sciences mengklaim bahwa hasil penelitiannya menunjukkan perkembangan pada pasien yang menggunakan remdesivir untuk mengobati infeksi virus korona. The National Institute of Allergy and Infectious Diseases menyatakan bahwa penelitian terhadap obat remdesivir Gilead memenuhi titik akhir utamanya, meningkatkan harapan terhadap kemungkinan pengobatan virus korona. Meskipun dolar meninggalkan level yang lebih rendah pasca pertengahan pagi dan tetap tidak jauh dari garis mendatar selama hampir beberapa jam, pernyataan kebijakan Federal Reserve membebani mata uang dan mendorongnya ke tingkat yang lebih rendah. Federal Reserve AS hari ini mempertahankan target suku bunga antara 0% dan 0,25%. The Fed menyatakan akan melanjutkan sikap kebijakan agresif hingga yakin bahwa ekonomi kembali normal. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menyatakan dalam pernyataan pasca-rapatnya bahwa krisis kesehatan masyarakat yang tengah berlangsung "akan sangat membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat," dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah. "Komite memperkirakan akan mempertahankan kisaran target ini hingga yakin bahwa ekonomi telah melewati peristiwa-peristiwa baru-baru ini dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan target stabilitas harga," pernyataan itu berbunyi. Memperhatikan kondisi suram di berbagai sektor ekonomi, The Fed mengatakan, "Wabah virus korona menyebabkan kesulitan manusia dan ekonomi yang luar biasa di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia," pernyataan pasca rapat tersebut menyatakan. Indeks dolar terakhir terlihat di 99.52, turun 0,34% dari penutupan sebelumnya. Indeks naik ke 99.89 di awal trading pagi ini. Terhadap Euro, dolar melemah ke $1.0871, menyerah hampir 0,5% dari penutupan Selasa, di tengah berita mengenai pembukaan kembali beberapa negara di Eropa karena tingkat kasus virus korona baru dan kematian melambat. Pound Sterling menguat hingga $1.2462 dari semalam di $1.2426, naik hampir 0,3%. Yen juga menguat terhadap dolar, naik lebih dari 0,2% ke 106.65 per dolar. Yen telah menetap di 106.87 per dolar pada hari Selasa. Dolar melemah sekitar 0,8% terhadap loonie di C$1.3888 karena harga minyak mentah rebound kuat, naik lebih dari 30% pada satu tahap. Terhadap Aussie, dolar turun tajam di $0.6552, dan terhadap franc Swiss, dolar sedikit turun ke titik CHF0.9745. Aktivitas ekonomi A.S. mengalami kontraksi besar pada kuartal pertama 2020, menurut laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan hari ini. Laporan tersebut menyatakan produk domestik bruto AS turun 4,8% dalam skala tahunan pada kuartal pertama setelah melonjak 2,1% pada kuartal keempat 2019. Penurunan PDB riil pada kuartal pertama mencerminkan kontribusi negatif dari pengeluaran konsumen, investasi tetap non-residensial, ekspor, dan investasi inventaris swasta. Sebuah laporan yang dirilis oleh National Association of Realtors pada hari Rabu menunjukkan penurunan penjualan rumah yang tertunda di AS lebih besar dari perkiraan. NAR mengatakan indeks penjualan rumah yang tertunda anjlok 20,8% menjadi 88,2 pada Maret setelah melonjak 2,3% menjadi 111,4 pada Februari. Ekonom memperkirakan indeks akan jatuh sebesar 10.0.