29.06.202019:13:00UTC+00Futures Minyak Ditutup Naik Tajam Meskipun Ada Kasus Virus Korona Baru

Harga minyak mentah naik pada hari Senin meskipun ada kekhawatiran terhadap prospek permintaan energi di tengah lonjakan tajam kasus baru virus korona di AS dan beberapa bagian lain di seluruh dunia. Data ekonomi China dan kawasan euro yang lebih baik dari perkiraan mendorong harga minyak hari ini. Kekhawatiran terhadap gelombang kedua pandemi virus telah meningkatkan kemungkinan lockdown. Jika kembali terjadi lockdown, permintaan energi mungkin turun secara signifikan, dan pasokan minyak mentah akan jauh melebihi permintaan meskipun ada rencana pengurangan produksi oleh produsen minyak utama. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk Agustus berakhir naik $ 1,21 atau sekitar 3,1% pada $ 39,70 per barel. Futures minyak mentah Brent naik $0,74 atau sekitar 1,8% menjadi $41,76 per barel. Menurut data yang dirilis oleh biro statistik nasional China, laba di perusahaan industri China pada Mei naik 6% YoY menjadi 582,3 miliar yuan ($82,28 miliar), naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Kenaikan ini menunjukkan pemulihan ekonomi negara ini mendapatkan daya tarik dan mencerahkan prospek investasi manufaktur dan pekerjaan. Pada bulan April, laba industri anjlok 4,3%. Dari Januari hingga Mei 2020, laba industri China turun 19,3%, dibandingkan dengan penurunan 274% selama Januari - April. Sentimen ekonomi zona euro membaik dengan catatan laju terkuat pada Juni, data yang diterbitkan oleh Komisi Eropa menunjukkan. Indeks sentimen ekonomi naik 8,2 poin menjadi 75,7 pada Juni. Namun, angka ini di bawah prakirana para ekonom sebesar 80,0. Menurut data awal dari Destatis, inflasi Jerman naik secara tak terduga pada bulan Juni dari level terendah 45 bulan, naik menjadi 0,9% di bulan tersebut dari 0,6% pada bulan Mei. Level ini diperkirakan tidak berubah sebesar 0,6%. Menurut laporan, kasus global virus korona lebhi dari 10 juta pada hari Minggu ketika India dan Brazil berjuang melawan lebih dari 10.000 kasus setiap hari. AS merupakan negara yang dilanda terparah dengan lebih dari 2,5 juta infeksi, sementara jumlah kematiannya lebh dari 125.500. Wabah baru dilaporkan di negara-negara termasuk China, Selandia Baru dan Australia, yang mendorong pemerintah untuk memberlakukan lockdown dan langkah-langkah pembatasan lainnya.