30.06.202006:36:00UTC+00PDB Inggris turun terbanyak sejak 1979

Perekonomian Inggris mengalami kontraksi pada laju tercepat gabungan sejak 1979, ketika langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi penyebaran virus Corona membebani semua sektor, data revisi yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional menunjukkan pada hari Selasa. Produk domestik bruto turun 2,2 persen secara berurutan, alih-alih penurunan 2 persen yang diperkirakan pada awalnya, dan mengikuti pertumbuhan nol pada kuartal keempat 2019. Penurunan terakhir adalah kontraksi terbesar bersama sejak kuartal ketiga 1979. Pada basis tahunan, PDB turun 1,7 persen di kuartal pertama, direvisi turun dari estimasi 1,6 persen di bulan Mei. ONS mengatakan rilis ini menangkap efek langsung pertama dari pandemi virus Corona dan langkah-langkah pemerintah yang diambil untuk mengurangi penularan virus. Sektor jasa, produksi dan konstruksi memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan. Output layanan turun dengan rekor 2,3 persen, direvisi turun sebesar 0,4 poin persentase. Output produksi turun sebesar 1,5 persen yang direvisi, terutama didorong oleh penurunan manufaktur sebesar 1,1 persen. Output turun untuk kuartal keempat berturut-turut. Ada penurunan output konstruksi sebesar 1,7 persen menyusul penurunan 1 persen pada kuartal lalu. Di sisi pengeluaran, konsumsi swasta, konsumsi pemerintah dan perdagangan bersih (net trade) memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga turun 2,9 persen, penurunan terbesar sejak 1979 dan pengeluaran pemerintah turun sebesar 4,1 persen yang direvisi. Pembentukan modal tetap bruto turun 1,1 persen pada kuartal pertama, mencerminkan penurunan dalam investasi pemerintah, investasi hunian dan investasi bisnis. Investasi bisnis turun 0,3 persen di kuartal pertama. Selanjutnya, data menunjukkan bahwa Inggris mencatat defisit perdagangan 0,2 persen dari PDB nominal pada kuartal pertama dibandingkan dengan estimasi awal 0,9 persen. Defisit akun lancar melebar ke GBP 21,1 miliar dari GBP 9,2 miliar di kuartal keempat. Ini sebagian besar karena pergerakan yang tidak menentu dalam perdagangan logam mulia. Pertumbuhan PDB tahunan diperkirakan 1,5 persen pada tahun 2019.