12.10.202019:26:00UTC+00Minyak Berjangka Ditutup Turun Tajam

Harga minyak mentah turun tajam di tengah kekhawatiran atas kelebihan pasokan di pasar dan kekhawatiran atas kemungkinan penurunan permintaan energi akibat meningkatnya kasus virus corona. Dimulainya kembali produksi di Teluk Meksiko, produksi yang lebih tinggi dari Libya dan berakhirnya mogok kerja di Norwegia, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pasar akan memiliki kelebihan pasokan untuk saat ini. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk November ditutup turun $1,17 atau sekitar 2,9% di level $39,43 per barel. Minyak mentah berjangka Brent turun sekitar $1,20 atau 2,8% menjadi $41,64 per barel. Menurut laporan, beberapa platform produksi di Teluk Meksiko telah mulai atau akan mulai bekerja setelah ditutup minggu lalu karena Badai Delta. Di Norwegia, perusahaan-perusahaan minyak telah mencapai kesepakatan dengan pengurus serikat pekerja untuk mengakhiri pemogokan yang mengancam akan memangkas produksi minyak dan gas sebanyak sekitar 25%. Produksi di Libya diperkirakan akan meningkat menjadi 355.000 barel per hari setelah force majeure di ladang minyak Al Sharara yang terletak di barat daya negara tersebut dicabut pada hari Minggu, menyusul kesepakatan dengan Petroleum Facility Guard (PFG). Para analis mengatakan kemungkinan lebih banyak ekspor Libya akan menjadi tantangan bagi produsen OPEC+ dan upaya mereka untuk mengekang pasokan global pada saat pemulihan permintaan yang lemah. Menurut laporan, beberapa negara bagian di Amerika kemungkinan akan menunjukkan lonjakan kasus virus corona dalam beberapa minggu mendatang. Di Inggris Raya, pemerintah telah memberlakukan pembatasan baru di beberapa wilayah di mana virus tersebut dilaporkan menyebar dengan cepat.