10.02.202121:06:00UTC+00Dolar tetap lemah meski telah pulih dari titik lemah awal

Setelah jatuh terhadap mata uang utama lainnya di sesi Asia, Dolar AS pulih dan menurunkan sebagian besar kerugiannya seiring berjalannya hari pada hari Rabu. Kelemahan awal Dolar disebabkan oleh peningkatan sentimen risiko di pasar di tengah meningkatnya harapan paket bantuan virus Corona senilai $1,9 triliun akan disahkan dalam waktu dekat tanpa dukungan Partai Republik. Setelah pulih dari posisi terendah sesi, Greenback goyah lagi setelah data menunjukkan harga konsumen AS naik 0,3% pada bulan Januari karena harga gas yang lebih tinggi. Sementara itu, berbicara di acara Klub Ekonomi virtual di New York, Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan hari ini bahwa mempertahankan "kebijakan moneter yang akomodatif dengan sabar" akan menjadi penting untuk kembali ke pasar tenaga kerja yang kuat tetapi berpendapat bahwa lebih banyak yang perlu dilakukan. Powell memperingatkan bahwa AS masih "sangat jauh" dari pasar tenaga kerja yang kuat meskipun pemulihan terlihat sejak hari-hari awal pandemi virus Corona. Indeks Dolar, yang pulih ke 90.53 dari terendah 90.25 sebelum menurn lagi, terakhir terlihat di 90.44, penutupan sebelumnya. Terhadap Euro, Dolar datar di $1,2120, pulih dari $1,2146. Pound Sterling lebih kuat, menjadi $1,3832 per unit, naik dari $1,3818 pada hari Selasa. Namun, jauh dari tertinggi sesi $1,3867. Yen melemah, meski hanya sedikit, pada 104,61 Dolar. Terhadap Aussie, Dolar lebih kuat dengan kuotasi pasangan Dolar-Aussie di 0.7721, terhadap penutupan hari Selasa di 0.7739. Franc Swiss menguat di 0.8903, sedangkan Loonie sedikit lemah pada 1.2698 per Dolar.