04.03.202117:55:00UTC+00Powell: Pembukaan Kembali Ekonomi Mungkin Picu Inflasi Namun Fed Akan Tetap Sabar

Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, pada hari Kamis mengakui bahwa pembukaan kembali ekonomi AS dapat menyebabkan kenaikan inflasi, namun kembali menegaskan bank sentral akan tetap "sabar" sehubungan dengan kebijakan moneter. "Kami memperkirakan bahwa ketika ekonomi dibuka kembali dan mudah-mudahan meningkat, kita akan melihat inflasi bergerak naik melalui efek dasar," kata Powell dalam sambutan yang diawasi ketat selama The Wall Street Journal Jobs Summit. "Itu bisa menciptakan tekanan naik pada harga." Namun, kepala Fed tersebut mengatakan ia memperkirakan kenaikan inflasi "sementara," mencatat percepatan tingkat inflasi tahunan sebagian besar akan mencerminkan perbandingan dengan harga rendah yang terlihat tahun lalu. Powell menekankan ada "banyak alasan untuk menutup" sebelum pertumbuhan harga mencapai level berkelanjutan di atas target 2 persen Fed. Fed baru-baru ini mengisyaratkan bahwa suku bunga akan tetap pada level mendekati nol hingga inflasi berada di jalur di atas 2 persen selama beberapa waktu. Investor memantau dengan cermat komentar Powell menyusul lonjakan yield obligasi belakangan ini, yang telah meningkatkan kekhawatiran atas inflasi dan prospek suku bunga. Powell mengatakan lonjakan yield belakangan ini "menarik perhatiannya," dan ia "prihatin dengan kondisi pasar yang tidak teratur atau pengetatan kondisi keuangan terus-menerus yang mengancam pencapaian tujuan kita." Meskipun demikian, kepala Fed tersebut tidak memberi sinyal "putaran" dalam pembelian aset bank sentral seperti yang diharapkan beberapa investor, yang kembali menyebabkan lonjakan yield. Kenaikan yield memicu aksi jual saham di Wall Street, dengan saham teknologi yang membantu memimpin penurunan. Dow dan S&P 500 jatuh ke level terendah intraday dalam sebulan, sementara Nasdaq yang dipenuhi saham teknologi jatuh ke level terendah dalam dua bulan.