21.04.202121:07:00UTC+00Dolar Goyah Setelah Menunjukkan Penguatan

Dolar AS menguat di sesi Asia pada hari Rabu, memantul dari penurunan belum lama ini, namun mundur seiring berlanjutnya sesi setelah para trader memilih untuk mengambil aset berisiko meskipun kekhawatiran atas lonjakan infeksi virus corona meningkat. Rapat kebijakan Federal Reserve AS dijadwalkan minggu depan, dengan pembuat kebijakan yang diperkirakan akan tetap berpegang pada kebijakan moneter super longgar meskipun ekonomi menunjukkan kemajuan. Kepala Fed, Jerome Powell, belum lama ini mengatakan bahwa kenaikan pembacaan inflasi kemungkinan akan bersifat sementara dan tidak akan menyebabkan bank sentral AS mengubah kebijakan moneternya. Indeks dolar, yang naik ke 91.43, turun ke level terendah 91.09 sekitar tengah hari, dan terakhir kali tampak di 91.14, turun 0,11% dari penutupan sebelumnya. Terhadap Euro, dolar datar di $1,2037 beberapa waktu yang lalu, turun dari $1,1999. Pound Sterling, yang melemah menjadi $1,3888, menguat menjadi $0,13928, mengurangi pelemahannya. Data dari Kantor Statistik Nasional mengungkapkan harga konsumen Inggris naik 0,7% year-on-year pada bulan Maret, lebih cepat dari kenaikan 0,4% yang tampak pada bulan Februari. Yen menguat hingga 108.07 dolar, setelah melemah menjadi 108.29 di sesi Asia. Aussie menguat, mencapai US$0,7752 per unit, naik sekitar 0,35% dari penutupan hari Selasa di $0,7726. Franc Swiss melemah pada 0,9170 per dolar, meluncur dari 0,9161. Loonie menguat, naik hingga 1,2497 dolar, dari C$1,2609. Dolar Kanada menguat setelah Bank of Canada mempertahankan suku bunganya dan memangkas program pembelian asetnya yang mencerminkan kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tampak jauh lebih kuat daripada prakiraan Bank pada bulan Januari, karena rumah tangga dan perusahaan beradaptasi dengan gelombang kedua dan pembatasan terkait, bank mengatakan dalam pernyataan terlampir.