06.10.202110:12:00UTC+00Penjualan Ritel Zona Eropa Tumbuh Kurang Dari Yang Telah Diperkirakan

Data awal dari Eurostat pada hari Rabu menunjukkan bahwa penjualan ritel kawasan Eropa pada bulan Agustus tumbuh kurang dari yang telah diperkirakan sebeblumnya, setelah juga terjadi penurunan pada bulan sebelumnya. Penjualan ritel naik sebesar 0,3 persen bulan ke bulan menyusul penurunan 2,6 persen di bulan Juli, yang direvisi dari 2,3 persen. Para ekonom sendiri telah memperkirakan pertumbuhan 0,8 persen. Pada basis tahun-ke-tahun, penjualan ritel zona Eropa tetap tidak berubah di bulan Agustus setelah tumbuh 3,1 persen di bulan Juli. Para ekonom telah memperkirakan kenaikan 0,4 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, penjualan produk non-makanan meningkat 1,8 persen, sedangkan penjualan bahan bakar kendaraan turun 0,1 persen. Penjualan makanan, minuman dan tembakau turun 1,7 persen. Di UE, tercatat bahwa penjualan ritel meningkat 0,3 persen dari Juli, ketika sebelumnya turun sebesar 2,1 persen. Yang bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, penjualan ritel naik 1,1 persen setelah pertumbuhan 3,8 persen di bulan Juli. Di antara negara-negara anggota, Malta, Irlandia dan Slovakia mencatat kenaikan bulanan terbesar, sementara penurunan terburuk terlihat di Denmark, Estonia dan Prancis. Ekonom ING, Bert Colijn, mengatakan penjualan ritel kemungkinan memuncak pada kuartal kedua dan konsumsi diatur untuk moderasi dari sini. Dikurangi pertumbuhan penjualan ritel September kemungkinan hanya tumbuh 0,2 persen pada kuartal ketiga setelah lonjakan 3,9 persen dalam tiga bulan sebelumnya yang didorong oleh pembukaan kembali, menurut perhitungan para ekonom. "Dengan melonjaknya harga energi, skema cuti berakhir dan efek rebound berkurang, kami memperkirakan pertumbuhan konsumsi memudar selama kuartal keempat," ungkap Colijn. Yang mengatakan, tabungan yang tinggi dengan Eropa, tingkat pengangguran yang rendah dan rekor kepercayaan konsumen yang tinggi masih dapat menyebabkan pertumbuhan di atas tren dalam penjualan ritel, tambah para ekonom.