12.04.202213:27:00UTC+00Pasar Tenaga Kerja Inggris Semakin Ketat

Pasar tenaga kerja Inggris semakin ketat karena jumlah pengangguran menurun dalam tiga bulan hingga Februari, gaji rata-rata meningkat dan lowongan pekerjaan naik ke rekor tertinggi, hal ini dinyatakan dalam data resmi pada hari Selasa. Tingkat pengangguran turun 0.2 persen poin dari kuartal sebelumnya menjadi 3.8 persen dalam tiga bulan hingga Februari, ungkap pihak dari Kantor Statistik Nasional. Tingkat tersebut sesuai dengan apa yang telah diperkirakan. Selain itu, tingkat pengangguran 0.1 poin persentase di bawah tingkat pra-pandemi virus corona. Pada saat yang sama, tingkat pekerjaan sebagian besar tidak berubah pada 75.5 persen, tetapi tetap di bawah tingkat pra-pandemi. Jumlah lowongan pekerjaan naik ke rekor baru 1.288.000 pada periode Januari hingga Maret. Namun, tingkat pertumbuhan lowongan terus melambat. Pada bulan Maret, pekerjaan yang digaji menunjukkan pertumbuhan bulanan kecil sebesar 35.000 ke rekor 29.6 juta, berdasarkan data. Penghasilan rata-rata termasuk bonus, tumbuh 5.4 persen per tahun dalam tiga bulan hingga Februari. Tidak termasuk bonus, pendapatan rata-rata naik 4.0 persen. Kedua tingkat tersebut sesuai dengan ekspektasi para ekonom. Dengan inflasi CPI pada level tertinggi 30 tahun sebesar 6.2 persen, ini tidak cukup untuk menghentikan upah riil jatuh lagi sebesar 1.6 persen, ungkap Ruth Gregory dan Nicholas Farr, ekonom di Capital Economics. Angka tersebut hanya akan jatuh lebih jauh ke -3.4 persen karena inflasi CPI naik ke puncak 8.3 persen pada April, ekonom menambahkan. Bagian dari pengetatan baru-baru ini berasal dari pasar pekerjaan yang keluar dari fase tidak aktif yang tidak biasa, seperti yang dikatakan James Smith, seorang ekonom ING.