11.05.202220:54:00UTC+00Dolar Berbalik dalam Kinerja Bervariasi terhadap Saingan Utama

Dolar AS mundur setelah Departemen Tenaga Kerja merilis data inflasi konsumen pada Rabu pagi, namun perlahan-lahan naik tipis di tengah ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secara agresif untuk menurunkan inflasi pada tingkat yang lebih cepat. Data uang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan tingkat tahunan pertumbuhan harga konsumen melambat kurang dari yang diharapkan pada bulan April, berada pada 8,3%, mereda dari level tertinggi 40 tahun sebesar 8,5% pada bulan Maret. Para ekonom telah memperkirakan laju pertumbuhan melambat menjadi 8,1%. Tingkat pertumbuhan tahunan dalam harga konsumen inti juga melambat menjadi 6,2% pada bulan April dari 6,5% pada bulan Maret, meskipun tingkat tersebut diperkirakan akan melambat menjadi 6%. Secara bulanan, Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga konsumen naik sebesar 0,3% pada bulan April setelah melonjak sebesar 1,2% pada bulan Maret. Para ekonom telah memperkirakan harga akan naik tipis sebesar 0,2%. Harga konsumen inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, naik sebesar 0,6^ pada bulan April setelah naik sebesar 0,3% pada bulan Maret. Harga inti diperkirakan naik sebesar 0,4%. Indeks dolar, yang turun menjadi 103,37 dari level tertinggi 104,11, menguat menjadi 104,05, naik 0,12%. Terhadap Euro, dolar menguat menjadi $1,0513 dari $1,0532. Dolar diperdagangkan di $1,2244 terhadap Pound Sterling, menguar dari $1,2316. Terhadap mata uang Jepang, dolar melemah, mengambil 130,02 yen per dolar, dibandingkan dengan 130,45 yen per dolar pada Selasa malam. Dolar datar di 0,6939 terhadap Aussie, setelah melemah menjadi 0,7054 pasca perilisan data inflasi. Swiss franc lebih kuat di 0,09938 per dolar, naik dari 0,9956. Loonie telah menguat menjadi C$1,2992 dari C$1,3028, berkat harga minyak mentah yang lebih tinggi.