12.05.202220:40:00UTC+00Dolar Melonjak ke Titik Tertinggi Baru Dua Dekade

Dolar AS menguat terhadap pasangan-pasangan utamanya dan kenaikan ke level tertinggi baru dua dekade berlangsung pada hari Kamis, dengan prospek kenaikan suku bunga yang lebih tajam dan kebijakan yang lebih ketat mendukung daya tarik mata uang safe-haven. Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan tingkat tahunan pertumbuhan harga produsen melambat lebih sedikit daripada prakiraan pada bulan April. Laporan tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan harga produsen melambat menjadi 11% di bulan April dari rekor tertinggi 11,5% di bulan Maret, meskipun para ekonom memperkirakan perlambatan yang lebih besar menjadi 10,7%. Harga produsen inti, yang tidak termasuk harga makanan, energi dan jasa perdagangan, naik 6,9% dibandingkan tahun lalu, mencerminkan sedikit perlambatan dari lonjakan 7,1% yang terlihat di bulan sebelumnya. Sebuah laporan terpisah yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja tiba-tiba menunjukkan sedikit peningkatan klaim pertama kali tunjangan pengangguran AS dalam pekan yang berakhir 7 Mei. Departemen Tenaga Kerja menyatakan klaim pengangguran awal merangkak naik menjadi 203.000, naik 1.000 dari level revisi minggu sebelumnya sebanyak 202.000. Para ekonom memperkirakan klaim pengangguran turun menjadi 195.000 dari 200.000 yang awalnya dilaporkan untuk minggu sebelumnya. Indeks dolar melonjak ke 104,93 sebelum turun sedikit dan memangkas kenaikan. Indeks ini terakhir kali terlihat di sekitar 104,80, naik lebih dari 0,9% dari penutupan sebelumnya. Terhadap Euro, dolar menguat menjadi $1,0379 dari $1,0515. Dolar diperdagangkan pada $1,2197 terhadap Pound Sterling, menguat dari $1,2251. Terhadap mata uang Jepang, dolar melemah, menjadi 128,34 yen, dibandingkan dengan 129,98 yen pada Rabu. Dolar menguat terhadap Aussie pada 0,6859, menguat dari 0,6938. Terhadap franc Swiss, dolar melemah lebih dari 1%, diperdagangkan pada CHF 0,9961. Loonie melemah menjadi 1,3044 per dolar, bergerak dari 1,2994, terbebani oleh pelemahan harga minyak mentah.