01.12.202219:00:00UTC+00Minyak Berjangka Berakhir Lebih Tinggi

Minyak mentah berjangka berakhir lebih tinggi pada hari Selasa di tengah meredanya kekhawatiran tentang prospek permintaan energi dari China pada laporan bahwa negara itu yang memutuskan untuk melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19. Dolar lemah di tengah meningkatnya prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh The Fed, berkontribusi juga pada kenaikan harga minyak. Dolar melayang lebih rendah, memperpanjang kerugian di sesi sebelumnya menyusul komentar Ketua Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya bahwa kenaikan suku bunga dapat melambat bulan ini. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk Januari berakhir lebih tinggi pada $0,67 atau sekitar 0,8% pada $81,22 per barel, level tertinggi 2 minggu. Menurut laporan, Guangzhou dan Chongqing melonggarkan beberapa pembatasan Covid pada hari Rabu. Harapan bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutu, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, akan mempertimbangkan pemotongan output ketika mereka bertemu pada 4 Desember. Meskipun OPEC+ kemungkinan besar tidak akan mengubah kebijakan outputnya untuk saat ini, beberapa analis berpandangan bahwa kelompok tersebut mungkin mempertimbangkan pengurangan lebih lanjut untuk menstabilkan harga minyak.