26.01.202319:07:00UTC+00Minyak mentah melonjak karena optimisme mengenai permintaan

Harga minyak mentah menunjukkan pergerakan kuat ke atas selama perdagangan hari Kamis, menambah kenaikan yang terlihat dalam sesi sebelumnya. Setelah naik $0,02 atau kurang dari sepersepuluh persen ke $80,15 per barel pada hari Rabu, minyak mentah untuk pengiriman Maret melonjak $0,86 atau 1,1 persen ke $81,01 per barel. Minyak mentah diuntungkan oleh optimisme mengenai prospek untuk permintaan setelah perilisan data ekonomi AS yang positif, termasuk laporan Commerce Department yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari ekspektasi pada kuartal keempat 2022. Laporan mengatakan produk domestik bruto riil melonjak naik 2,9 persen pada kuartal keempat setelah naik 3,2 persen pada kuartal ketiga. Para ekonom sebelumnya memperkirakan PDB melonjak 2,6 persen. Departemen Tenaga Kerja juga merilis sebuah laporan yang menunjukkan klaim tunjangan pengangguran awal diluar dugaan merosot ke level terendah sembilan bulan dalam sepekan sampai 21 Januari. Laporan terpisah dari Departemen Perdagangan juga menunjukkan lonjakan dalam pesanan barang tahan lama dan kenaikan lanjutan dalam penjualan rumah baru. "Harga minyak mentah menerima dorongan tak terduga dari ekonomi AS yang menolak untuk jatuh," jelas Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. "Babak baru data AS mendukung argumen bahwa ekonomoi masih mungkin mendarat lunak atau soft landing, dan ini sangat positif untuk prospek permintaan minyak mentah jangka pendek." Ia menambahkan, "Membaiknya kabar situasi COVID di Tiongkok dan ketahanan ekonomi akan menjaga harga minyak tetap di atas wilayah $80.