07.02.202319:14:00UTC+00Minyak Berjangka Ditutup Naik Tajam

Pada hari Selasa, harga minyak terus naik di tengah ekspektasi kenaikan permintaan energi dari China, dan kekhawatiran atas pasokan menyusul gempa besar di Turki pada hari Senin. Minyak Mentah Intermediate West Texas berjangka untuk bulan Maret ditutup naik $3,02 atau sekitar 4,1% pada $77,14 per barel, penutupan tertinggi sejak 31 Januari. Minyak mentah Brent berjangka naik $2,73 atau sekitar 3,35% pada 83,72 per barel beberapa waktu lalu. Dalam sebuah laporan, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa China kemungkinan akan mencapai 50% dari proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global saat ini pada tahun 2023. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga optimis terhadap kenaikan permintaan minyak China tahun ini. Gempa besar yang mengguncang Turki pada hari Senin memaksa fasilitas ekspor penting di negara tersebut untuk tutup. Berpidato di Economic Club of Washington, Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan inflasi mulai mereda, meskipun ia memperkirakan ini akan menjadi proses yang panjang dan memperingatkan bahwa suku bunga dapat naik lebih besar daripada ekspektasi pasar jika data ekonomi tidak bekerja sama. "Proses disinflasi, proses menurunkan inflasi, telah dimulai dan dimulai di sektor barang, yaitu sekitar seperempat ekonomi kita," ujar Powell dalam sebuah acara di Washington, D.C. . Ini adalah tahap paling awal." Powell berbicara dalam sesi tanya jawab di Economic Club of Washington, D.C. dengan salah satu pendiri Carlyle Group, David Rubenstein.