09.01.202418:25:00UTC+00Kontrak Berjangka Emas Gagal Mempertahankan Kenaikan Awal, Ditutup Sedikit Lebih Rendah

Kontrak berjangka emas gagal mempertahankan kenaikan awal dan sedikit turun pada hari Selasa karena dolar menguat terhadap mata uang lainnya dengan para investor yang menunggu data inflasi AS untuk mendapatkan petunjuk mengenai pergerakan suku bunga oleh Federal Reserve.

Indeks dolar naik ke 102,66 sekitar pagi hari, tetapi sedikit melemah ke 102,55, masih tetap berada di wilayah positif, naik sekitar 0,33%.

Kontrak berjangka emas untuk bulan Februari ditutup turun $0,50 pada $2.033,00 per ons, turun dari level tertinggi hari itu di $2.048,60 per ons.

Kontrak berjangka perak untuk bulan Maret ditutup lebih rendah sebesar $0,219 pada $23,091 per ons, sementara kontrak berjangka Tembaga untuk bulan Maret berada di $3,7585 per pound, turun $0,0515 dari penutupan sebelumnya.

Sebuah laporan Federal Reserve New York mengungkapkan pada hari Senin bahwa konsumen memperkirakan inflasi yang lebih rendah serta pendapatan dan pengeluaran yang lebih lemah selama beberapa tahun ke depan.

Data inflasi konsumen AS dan inflasi harga produsen akan dirilis pada hari Kamis dan Jumat.

Sementara Federal Reserve secara luas diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga akhir bulan ini, baru-baru ini para trader menjadi makin skeptis tentang kemungkinan bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada bulan Maret.

FedWatch Tool dari CME Group masih mengindikasikan 60,9% kemungkinan bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin di bulan Maret, tetapi angka tersebut masih di bawah level tertinggi saat ini.

Dalam berita ekonomi hari ini, sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan menunjukkan defisit perdagangan menyempit menjadi $63,2 miliar pada bulan November dari revisi $64,5 miliar pada bulan Oktober. Para ekonom memperkirakan bahwa defisit perdagangan akan melebar ke $65,0 miliar dari $64,3 miliar yang dilaporkan pada bulan sebelumnya.

Defisit perdagangan yang lebih kecil dari perkiraan ini terjadi karena nilai impor turun 1,9% menjadi 316,9 miliar dollar AS, sementara nilai ekspor turun 1,9% menjadi 253,7 miliar dollar AS.