Pasar minyak melanjutkan rally menurunnya kemarin. Harga per barel minyak mentah Brent kemarin turun ke dasar angka 62, memperbarui level tertinggi beberapa bulannya (terakhir kali harga di level ini yaitu pada Februari tahun ini). Dalam gilirannya, harga minyak WTI diperbarui setidaknya lebih dari 13 bulan. Dinamika seperti ini melemahkan mata uang komoditas. Khususnya, ruble yang dipasangkan dengan dolar turun ke 65,96, dan krona Norwegia ke 8,58 (setelah turun sekitar 100 poin). Namun, dolar Kanada menerima imbas paling besar dari penurunan di pasar minyak. Pasangan mata uang USD/CAD melonjak ke 1,3317 kemarin, naik lebih dari 200 poin dalam satu hari perdagangan. Hari ini, loonie terkoreksi, sama seperti pasar untuk emas hitam, dan dengan begitu menunjukkan korelasi yang sangat jelas. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan prospek untuk dolar Kanada, kita pertama-tama harus menemukan alasan-alasan berlanjutnya volatilitas di pasar minyak. Selain itu, perlu juga diingat bahwa penurunan Wall Street kemarin juga berkontribusi pada penurunan dolar Kanada, namun faktor ini memegang peranan sekunder. Bagaimanapun, utamakanlah hal yang terpenting.
Jika kita menggambarkan situasi di pasar minyak dalam satu kata, maka kata ini adalah "ketidakpastian". Menurut estimasi baru dari pakar, pasar tengah mengalami periode ketidakseimbangan, persediaan jauh melampaui permintaan (hampir 2 juta barel per hari). Bahkan 4 tahun lalu, saat harga per barel turun ke $30, angka persediaan hampir dua kali lipat lebih kecil. Ketidakseimbangan ini terbentuk karena beberapa alasan. Pertama, pihak-pihak terkait dalam perjanjian pembatasan produksi minyak di paruh kedua tahun ini mulai meningkatkan produksi secara perlahan namun pasti, melampaui batas yang tertera dalam perjanjian. Kedua, Iran sebenarnya mempertahankan level produksinya, meski dijatuhkan sanksi oleh AS. Bahkan, sanksi yang dijatuhkan ternyata lebih lunak dari yang dikatakan oleh para politisi Amerika. Secara khusus, 8 negara terbesar di dunia dapat dengan mudah membeli "emas hitam" dari Teheran. Akibatnya, Iran mempertahankan level produksinya, dan OPEC+ meningkatkan volumenya. Sehingga, level produksi keseluruhan di dunia meningkat. Sebagai tambahan, jangan lupa mengenai niat lama Trump untuk menurunkan harga minyak. Untuk waktu yang lama, ia gagal meyakinkan Arab Saudi untuk mempengaruhi pasar minyak, namun setelah insiden tragis di Istanbul, Arab Saudi justru menaikkan produksi hingga 0,14 juta barel per hari. Apakah ini sebuah kebetulan atau bukan masih menjadi pertanyaan besar, namun faktanya tetap ada. Riyadh meningkatkan produksi hingga 0,14 juta barel per hari, sesuai dengan permintaan dari presiden Amerika. Sebenarnya di AS, level produksi memecahkan seluruh rekor. Sebagai contoh, pekan lalu, angka ini kembali naik dan mencapai rekor 11,7 juta barel per hari. Cadangan "emas hitam" juga tumbuh sejak pertengahan September, hanya di pekan ini, indikator cadangan menurun, berdasarkan data dari API. Angka resmi akan dirilis hari ini pada sesi Amerika.
Dengan begitu, jika dinamika saat ini berlanjut, situasi akan semakin memburuk. Para pakar memprediksi penurunan Brent tidak hanya ke $60 namun lebih rendah ke $55. Oleh karena itu, trader-trader minyak memiliki harapan tinggi untuk KTT OPEC+, yang akan digelar pada bulan Desember di Wina. Jika para peserta konferensi sepakat untuk membatasi produksi minyak di tahun depan, tren menurun akan berubah ke kenaikan, dan harga minyak per barel dapat pulih dengan cepat setidaknya ke 70 dolar. Namun, permasalahannya adalah para peserta KTT tersebut menunjukkan ketidakpastian dalam masalah ini. Khususnya Rusia yang tetap diam, sama seperti Arab saudi. Para pemain besar lainnya mengakui pentingnya opsi membatasi produksi namun hanya sebagai hipotesa. Menurut para analis, ragam implementasi dari skenario tahun lalu lebih kecil. Mengingat hubungan antara Washington dan Riyadh, Arab Saudi kemungkinan tidak akan mengambil inisiatif dalam masalah ini, sementara negara tersebut disebut sebagai pemimpin tidak resmi OPEC. Selain itu, menurut para pakar, untuk menghentikan devaluasi "emas hitam", penting untuk membatasi produksi secara signifikan hingga 1,2 juta barel, dan untuk mendongkrak harga, tindakan yang lebih tegas diperlukan. OPEC harus membatasi produksi hingga 2 juta barel. Usaha setengah-setengah tidak akan memberikan pengaruh apapun. Hampir semua pakar sepakat akan opini ini. Oleh karena itu, posisi tidak pasti para pelaku utama dalam KTT OPEC pada bulan Desember menekan kuotasi minyak dan karenanya, pada mata uang komoditas. Dolar Kanada akan terus mengikuti pasar minyak. Situasi di pasar saham kemungkinan besar akan mempengaruhi posisi dolar AS dan dalam konteks USD/CAD hanya memperkuat dinamika kenaikan pasangan ini.
Dari sudut pandang teknikal, kenaikan harga lebih lanjut diperkirakan terjadi dan pada timeframe yang "lebih lama", D1, W1, dan MN. Oleh karena itu pada grafik harian, pasangan ini melewati batas atas indikator Bollinger Bands, dan indikator Ichimoku Kinko Hyo membentuk sinyal bullish "Parade garis". Pada grafik minggua, prioritas skenario kenaikan juga terlihat. Pasangan ini juga menembus melewati batas atas indikator Bollinger Bands dan Kumo cloud. Grafik bulanan menunjukkan bahwa pasangan ini memiliki potensi pertumbuhan yang mengesankan, naik ke level 1,3590 (garis atas Bollinger Bands). Jika Brent dan WTI terus kehilangan posisi mereka, maka Kanada dapat mencapai target ini dalam jangka menengah.
