Euro diperdagangkan cukup volatil saat berlawanan dengan dolar AS, namun kemudian turun tajam setelah awal konferensi pers dimana presiden ECB mengungkapkan kekhawatiran mengenai perlambatan tingkat pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun ini.

Seluruh perhatian pada sore hari ini tertuju pada keputusan ECB yang mempertahankan bunga refinancing tidak berubah di level 0,0%. ECB juga mempertahankan bunga deposito di level negatif, -0,40%.

Regulator tersebut menegaskan rencananya untuk menyelesaikan akuisisi aset-aset pada akhir Desember 2018, namun di masa mendatang ECB juga berencana untuk menginvestasikan kembali seluruh dana yang diterima sebagai hasil dari QA dalam periode yang panjang bahkan setelah kenaikan suku bunga pertama.

Sehubungan dengan kondisi kebijakan moneter, ECB berharap suku bunga akan tetap pada level saat ini setidaknya hingga musim panas 2019.

Para ekonom ECB merevisi negatif perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi Zona Euro selama tiga tahun mendatang.

Pertumbuhan GDP diprediksi sebesar 1,9% pada 2018, semnetara prediksi bulan September sebesar 2,0%. Pertumbuhan GDP pada 2019 diperkiraan sebesar 1,7%, sementara prediksi bulan September sebesar 1,8%. Namun, pertumbuhan GDP untuk tahun 2020 tetap sama, di level 1,7%.

Untuk inflasi, para ahli memprediksi pertumbuhan pada akhir tahun. Indeks Harga Konsumen UE atau HICP pada 2018 akan mencapai 1,8%, sementara pada bulan September HICP diproyeksi tumbuh 1,7%.

Namun, perlu dicatat bahwa penurunan tajam harga minyak dan energi lainnya dapat berdampak buruk pada pertumbuhan inflasi di akhir tahun, sama dengan indeks harga konsumen AS yang melambat ke angka nol.

Pada ahli ECB memprediksi bahwa inflasi pada 2019 akan sebesar 1,6% dari prediksi bulan September sebesar 1,7% dan 1,7% pada 2020.

Pidato presiden ECB menyeret turun euro.

Mario Draghi mengatakan bahwa data ekonomi terbaru lebih lemah dari ekspektasi dan ketidakpastian terkait proteksionisme, pasar berkembang, masih sangat terlihat, yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.

Segera setelah mengatakan bahwa stimulus moneter masih diperlukan, euro bergerak turun terhadap sejumlah mata uang dunia, sementara banyak ahli yang mengharapkan pernyataan yang berbeda.

Draghi juga mencatat bahwa risiko terhadap prospek pertumbuhan ekonomi pada umumnya seimbang, namun keseimbangan risiko beralih ke arah bawah.

Semua ini sekali lagi mengkonfirmasi fakta bahwa ECB akan terus memantau data ekonomi mendatang dan hanya pertumbuhan ekonomi sebenarnya bersama dengan sejumlah permasalahan terkait proteksionisme dan risiko politik, yang akan memungkinkan ECB untuk mulai membahas kenaikan pertama suku bunga dengan serius di zona euro setelah krisis 2008.