Dolar Amerika pada awalnya naik terhadap euro dan sejumlah mata uang dunia lainnya karena data positif dari pasar buruh AS dan kemudian turun setelah pimpinan the Fed berbicara mengenai kebijakan moneter dan mengatakan ia tidak akan meninggalkan jabatannya meski jika Presiden AS Donald Trump memintanya.

Volatilitas pasar yang tinggi selalu hadir dengan data seperti ini, khususnya jika berbeda dengan ekspektasi pasar ekonom. Volatilitas ini terjadi Jumat lalu saat euro turun tajam dan kemudian pulih dengan cepat.

Menurut sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah lapangan kerja non agrikultur di Desember 2018 naik sebesar 312.000, sementara para ekonom memperkirakan angka akan berada di 176.000. Presiden AS Donald Trump menyebut data ketenagakerjaan yang dirilis hari Jumat sulit dipercaya.

Rata-rata penghasilan per jam juga berubah, yang dengan mempertimbangkan koreksi, naik 0,4% dibandingkan dengan bulan November dan 3,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Data-data ini menandakan bahwa ekonomi AS mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat di akhir 2018, meski dengan situasi di pasar saham.

Secara umum, tingkat pengangguran naik ke 3,9% dari 3,7% pada November 2018. Para ekonom sebelumnya memprediksi pengangguran sebaliknya turun ke 3,6%.

Sektor jasa AS pada bulan Desember menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari bulan November. Hal ini terjadi karena menurunnya angka pesanan baru, yang turun cukup tajam. Menurut HIS Markit, indeks manajer-manajer pembelian untuk sektor jasa di AS pada bulan Desember 2018 turun ke 54,4 poin, dari 54,7 pada November. Ingat bahwa angka indeks di atas 50 menunjukkan adanya kenaikan dalam aktivitas.

Jika karena data pasar buruh membuat dolar AS memperkuat posisinya, maka setelah pidato the Fed pada forum di Atlanta, pasar benar-benar mengubah arahnya.

Jerome Powell mengatakan bahwa 2018 merupakan tahun yang bagus untuk ekonomi AS, dan oleh karena itu, sebagian besar data penting tetap cukup kuat untuk menjaga momentum di awal 2019. Powell juga yakin bahwa akselerasi pertumbuhan upah, yang saya sebutkan dalam laporan di atas, tidak akan menyebabkan pertumbuhan inflasi yang besar di masa mendatang. Mengingat tingkat inflasi yang tertahan, Fed akan lebih bersabar, dengan mengawasi perkembangan situasi ekonomi lebih lanjut saat memutuskan suku bunga.

Meskipun laporan ISM ternyata lebih buruk dari ekspektasi, data AS tampaknya terus menunjukkan momentum positif di awal 2019, seiring dengan pengeluaran konsumen yang tetap kuat hingga Desember 2018.

Jerome Powell juga mencatat bahwa kebijakan moneter saat ini sangat erat kaitannya dengan manajemen risiko dan Fed selalu siap mengubah kebijakan secara signifikan jika memang diperlukan.

Pada akhir pidatonya, Pimpinan Fed tersebut menyatakan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri bahkan jika Presiden AS memintanya, dan hal terbaik yang dapat ia lakukan sekarang adalah mengejar kebijakan yang lebih transparan dan mudah diprediksi.

Untuk gambaran teknikal saat ini pada pasangan mata uang EUR/USD, tren kenaikan lebih lanjut akan terbatas pada level resistance menengah di dekat 1,1450, yang jika ditembus akan meningkatkan permintaan untuk euro dan akan menghasilkan level tinggi baru di area 1,1480 dan 1,1520 diuji. Selain itu, jangan lupa mengenai koreksi menurun yang dapat mendapai batas bawah channel naik, di area 1,1370.