Agenda utama hari ini adalah pemungutan suara yang bersejarah di Parlemen Inggris, di mana para parlementer akan membuat keputusan atas perjanjian yang diajukan. Sebagian besar para ahli dan ahli strategis mata uang membahas tingginya kemungkinan Theresa May akan dikalahkan, terlepas dari beberapa sinyal optimis. Menurut "tradisi", pada malam agenda utama di pasar, sejumlah rumor muncul yang seringnya berlawanan satu sama lain: beberapa sumber mengatakan bahwa sebagian besar anggota yang berpengaruh di Partai Konservatif memutuskan untuk mendukung perjanjian tersebut, sementara sumber lainnya meyakinkan para wartawan mengenai hal sebaliknya. Mempertimbangkan semua latar belakang masalah ini, skeptisme masih menyelimuti pasar, yang, walau bagaimanapun tidak mencegah pound untuk tetap dalam angka ke-28.
Mata uang Inggris kemarin menerima dorongan pertumbuhan dari dua fakta. Pertama, menurut banyak sumber, beberapa oposisi Theresa May (di antara para Konservatif) mulai meragukan posisinya, dan, oleh karena itu, hari ini dapat memilih dalam persetujuan perjanjian. Ini merupakan asosiasi parlementer eurosceptic-Konservatif (Kelompok Peneliti Eropa), yang terdiri dari hampir 50 parlementer. Masalahnya adalah tidak adanya posisi konsoldasi di antara mereka: bahkan jika salah satu perwakilan berpengaruh dari grup ini memutuskan untuk mendukung perjanjian, hal ini tidak berarti bahwa May akan mendapatkan persetujuan yang lainnya. Walau bagaimanapun, pasar melonjak di tengah rumor tersebut, setelah itu permintaan mata uang Inggris meningkat.
Selain itu, pound mendapat beberapa dukungan dari Brussels, namun, menurut saya - yang sangat diragukan. Kenyataannya adalah bahwa Uni Eropa mengirim surat terbuka ke parlemen Inggris kemarin, menjelaskan pendekatannya terhadap masalah Inggris yang belum terselesaikan itu - pemerintahan untuk mengatur perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara setelah negara tersebut keluar dari perserikatan. Surat itu tidak memuat hal utama - bahkan tidak sedikitpun petunjuk tentang pemberian jaminan hukum kepada Inggris mengenai jangka waktu mundurnya. Brussels membatasi dirinya dengan frasa bahwa Uni Eropa tidak akan menggunakan aturan ini "di luar periode yang sangat diperlukan". Pernyataan ini cukup rancu, yang, di antara hal lainnya, tidak memiliki kekuatan hukum. Juga, Uni Eropa sekali lagi telah mengkonfirmasi kesiapannya untuk memperpanjang periode transisi sehingga pihak-pihak terkait memiliki waktu untuk mempersiapkan perjanjian yang saling menguntungkan dalam kerjasama mendatang.
Kemarin, Theresa May "menyajikan" naik banding UE kepada Parlemen Inggris dan kembali mencoba meyakinkan para parlementer bahwa tidak ada alternatif perjanjian yang diajukan. Selain itu, dia juga memperketat retorikanya, menyatakan bahwa jika pemungutan suara gagal, Brexit tidak akan terjadi, dan negara tersebut akan "menderita" karena krisis politik yang parah.
Terlepas dari semua faktor di atas, hampir semua orang di pasar yakin bahwa perjanjian, dalam bentuknya saat ini, tidak akan didukung oleh mayoritas parlementer Inggris. Oleh karena itu, kami tidak membahas kemungkinan kemenangan/kekalahan, namun skala kemungkinan kekalahan hari ini. Jadi, menurut para analis, jika jumlah oposisi perjanjian tersebut lebih dari 100-120 parlementer, pemerintahan May kemungkinan akan mundur (sebagai alternatif – Buruh akan melakukan pemungutan suara mosi tidak percaya pada perdana menteri). Jika jumlah oposisi berkisar antara 20-50, pemerintah masih memiliki peluang untuk menyetujui perjanjian selama pemungutan suara kedua.
Perlu saya ingatkan Anda bahwa menurut hukum yang diterapkan saat ini, Kabinet Menteri akan menawarkan "rencana B" kepada Parlemen dalam tiga hari, yang berarti, rencana baru atas keluarnya negara tersebut dari UE. Jika transaksi tersebut mengalami perubahan signifikan, maka Brexit masih harus ditunda beberapa bulan sehingga London dapat mengkoordinasikan jalan keluar dengan Brussel. Dan meski May dapat dikategorikan menentang penundaan "tenggat waktu", dalam kasus ini tidak akan ada pilihan lain - antara skenario yang berantakan atau penundaan tanggal perilisan. Ini merupakan pilihan yang paling problematik, sebab Uni Eropa telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak akan merevisi perjanjian yang telah dicapai dan kembali duduk di meja perundingan.
Ada dua skenario lainnya, yang pelaksanannya tidak dapat dikecualikan. Skenario tersebut adalah pemilu parlementer awal dan referendum baru. Menurut sejumlah ahli, Theresa May sendiri dapat memulai pemilihan umum awal jika para parlementer tidak mendukung perjanjian yang diajukan. Jika pengajukan perdana menteri tersebut didukung oleh dua pertiga Parlemen, negara tersebut akan mengadakan pemilihan baru, sementara tanggal Brexit kemungkinan akan ditunda (Juli atau September). "Sub item" dari skenario ini adalah pilihan pemumuman mosi tidak percaya pada perdana menteri. Anggota partai Buruh telah lama mengancam akan mengajukan mosi ini - tepatnya akhir pekan lalu, pemimpin partai tersebut mengatakan "hal ini akan segera terjadi." Kemungkinan besar - tepat setelah kegagalan pemungutan suara atau setelah ketidaksetujuan "Rencana B".
Perlu dicatat bahwa jika Kabinet Menteri tidak percaya, maka juga ada beberapa skenario. Selama dua pekan berikutnya, Parlemen akan (atau lebih tepatnya, bisa) menyatakan keyakinan pada komposisi alternatif pemerintahan yang diajukan oleh Konservatif (dalam kata lain, hanya pergantian perdana menteri, namun bukan kabinet menteri). Jika hal ini tidak terjadi, maka pemilu istimewa akan dijadwalkan, yang akan dilaksanakan setelah 25 hari. Juga, Parlemen mungkin "mengubah putusannya" dan, dalam kerangka dua minggu yang disebutkan di atas, percaya pada pemerintahan Theresa May - maka perdana menteri akan melanjutkan kerjanya. Ada pilihan yang tidak mungkin lainnya: pemerintah minoritas Konservatif (namun dengan perdana menteri yang berbeda), pemerintaha koalisi, atau pemerintahan yang dibentuk oleh Partai Buruh.
Akhirnya - referendum baru. Opsi ini dikategorikan akan ditolak oleh Theresa May, namun jika pemerintahan diberhentikan, pendapatnya akan bersifat sebagai nasihat. Perlu dicatat bahwa referendum yang berulang cukup sulit untuk dibenarkan dari sudut pandang hukum: untuk hal ini, perlu untuk membuat perubahan beberapa UU sekaligus (mengenai partai politik, pemilu, referendum, dan lain-lain). Selain itu, untuk pemungutan suara baru, akan diperlukan UU terpisah, dengan syarat tertulis. Saat ini, itu merupakan opsi yang paling tidak mungkin, namun tidak dapat dikecualikan.
Dengan demikian, bagi para trader, hari ini akan menjadi malam tanpa tidur. Sekitar pukul 6:00 sore hari (waktu London) Theresa May akan berpidato di parlemen Inggris dengan "kata perpisahan", disusul dengan pembahasan dan pemungutan suara atas draft perjanjian. Sulit untuk mengatakan di bawah skenario yang mana agenda selanjutnya akan berkembang - setiap opsi di atas memiliki peluang.
