Malam ini (sekitar pukul 15.30 waktu London), Theresa May akan kembali mencoba untuk meyakinkan Parlemen Inggris agar mendukung kesepakatannya dengan Brussels. Untuk mengantisipasi peristiwa ini, Pound sangat berhati-hati setelah penurunan yang signifikan pada hari Jumat. Di akhir minggu lalu, Pound merosot dalam beberapa jam sebanyak lebih dari seratus poin, karena optimisme awal digantikan dengan pesimisme yang terbiasa. Hari ini, suasana hati para trader belum membaik: dilihat dari retorika para pengiring May, dia tidak terlihat akan menunda persyaratan Brexit, tidak terkecuali skenario "keras".
Pemungutan suara pada versi terbaru kesepakatan dengan Uni Eropa akan diadakan di Dewan Perwakilan Parlemen pada tanggal 29 Januari. Namun di sini perlu diingat bahwa Inggris dapat menunjukkan volatilitas yang meningkat pada hari ini, yaitu, hingga saat-saat penting pemungutan suara. Faktanya adalah banyak pelaku pasar yang mencemaskan bahwa pemerintah hanya akan membuat perubahan dangkal pada versi asli kesepakatan tersebut, menjaga poin-poin utama tidak berubah. Kekhawatiran seperti itu secara logis dapat dibenarkan - untuk beberapa hari tidak mungkin untuk mempersiapkan kesepakatan alternatif, mengeliminasi posisi yang telah disepakati dengan Uni Eropa. Hal ini berarti bahwa kesepakatan tersebut akan mempertahankan rancangannya, dan semua perubahan hanya akan bersifat formal.
Menurut sejumlah besar ahli, pada hari ini Theresa May akan menunjukkan versi baru resolusi dari masalah perbatasan Irlandia. Masalah ini adalah rintangan utama yang menghambar persetujuan kesepakatan. Setelah mendapat dukungan dari para deputi, ia akan menghadapi Brussels dengan ultimatum: Uni Eropa akan membuat pengakuan, atau Brexit akan menjalankan skenario "keras", tanpa membuat kesepakatan. Itulah sebabnya May dengan tegas menolak opsi menunda tanggal pelaksanaan Brexit - dalam hal ini, seluruh poin ultimatum negosiasi tak ada.
Berdasarkan informasi yang ada, Perdana Menteri Inggris akan mengusulkan untuk menyimpulkan perjanjian terpisah antara Inggris dan Irlandia. Pada dokumen ini, sejumlah partau akan memperbaiki rincian dan ketentuan rezim perbatasan khusus dengan Irlandia Utara. Pada umumnya, kita berbicara mengenai jaminan hukum dari Uni Eropa, yang telah dibicarakan dalam waktu yang lama di Parlemen Inggris. Sangat mungkin bahwa para deputi Dewan Perwakilan Parlemen akan mendukung skenarion ini - namun, sangat tidak mungkin untuk mengandalkan dukungan yang sama dari Brussels. Pertama, pihak Eropa awalnya menyatakan bahwa mereka akan merevisi kesepakatan yang telah dicapai. Kedua, ide London untuk menyimpulkan kesepakatan dua negara mengenai perbatasan telah ditolak oleh Irlandia.
Oleh karena itu, bahkan jika para deputi Inggris kini mendukung usulan May tersebut, maka Pound dapat mengabaikan fakta ini atau bahkan bereaksi dengan penurunan - bagaimana pun juga, skenario ini tidak layak jika mengingat posisi Brussels dan Dublin.
Tetapi, jika Dewan Perwakilan Parlemen (House of Commons) mendukung gagasan untuk memperpanjang pasal 50 pada Perjanjian Lisbon, maka mata uang Inggris dapat menunjukkan dorongan naik yang cukup kuat. Dan meskipun pemerintahan Theresa May secara tegas menentang opsi ini, bukan berarti bahwa hal itu tidak dapat direalisasikan. Pemungutan suara sebelumnya menunjukkan bahwa pihak lawan Perdana Menteri dapat, dalam kesatuan, mengambil keputusan yang diperlukan, terlepas dari afiliasi partai.
Sebagai contoh, bukan hanya Buruh, tetapi juga sejumlah Konservatif memilih amandemen undang-undang pajak. Lebih dari 100 Konservatif memberi suara untuk menentang kesepakatan awal, bersama dengan Partai Buruh. Dan hal ini bukanlah catatan lengkap situasi saat para perwakilan Tories mendapat kesepakatan dengan perwakilan Whigs. Dalam hal ini, mereka juga bisa memberi suara secara harmonis, mencoba, di sisi lain, untuk menghindari kekacauan Brexit, dan di satu sisi, untuk mendorong May untuk kembali ke meja perundingan Brussels.
Ada satu skenario lagi, bahwa Parlemen akan mendapat kendali atas proses negosiasi. Namun, pada konteks saat ini, skenario tersebut tidak mungkin terjadi - mereka dapat kembali ke skenario tersebut jika terjadi kegagalan dalam pemungutan suara pada tanggal 29 Januari.
Maka, pernyataan pada hari ini dari Perdana Menteri di Parlemen Inggris tidak akan berjalan formal. "Plan B" akan memungkinkan kita untuk memahami ke arah mana selanjutnya akan berkembang - Perdana Menteri akan mengandalkan Brussels, atau bagaimana pun akan tetap mencoba untuk meyakinkan anggota partainya.
Bagaimana pun, Brexit akan terus menjadi topik terhangat untuk pasangan GBP/USD, jadi sebaiknya Anda tidak fokus pada perilisan data esok hari mengenai pertumbuhan pasar tenaga kerja di Inggris. Angka yang telah dirilis mungkin memberikan dukungan sementara untuk Pound (sejumlah besar prakiraan cenderung optimis), namun reaksi awal bisa jadi hanya sebuah jebakan. Sejumlah perwakilan Bank of England telah berulang kali menyatakan bahwa prospek kebijakan moneter secara langsung bergantung pada prospek "proses perpisahan", jadi data ekonomi makro dalam konteks ini memainkan peran sekunder.
