Apa yang para trader bahas sejak lama kini terjadi: Federal Reserve AS secara resmi mengambil sikap "dovish" terhadap prospek kebijakan moneter. Dan meski fakta ini telah diperkirakan secara luas dalam dunia keuangan, kontras yang terlalu kuat terhadap sikap terkini the Fed membuatnya merasa – dolar lebih murah di seluruh pasar.

Di sini, perlu ditekankan bahwa regulator AS dapat memilih skenario yang lebih lunak, meningkatkan turbulensi mata uang dan pasar saham. Kami tengah membahas penurunan laju jeda neraca saldo the Fed. Jerome Powell memutuskan untuk betahap dan tidak "memotong dari bahu", mengatakan bahwa penyesuaian neraca saldo lebih lanjut kemungkinan terjadi setelah putusan suku bunga selanjutnya, Walau demikian, Federal Reserve telah mengambil langkah-langkah ke arah ini: pertama, regulator menghapus penilaian neraca dari pernyataan terlampir, dan kedua, dalam sebuah konferensi pers, Powell mengkonfirmasi dirinya siap untuk menyesuaikan neraca.

Secara umum, teks laporan terlampir telah mengalami banyak perubahan. Poin utamanya adalah menghapus frasa kenaikan bertahap suku bunga. Kata ini termasuk dalam teks pernyataan di awal siklus normalisasi kebijakan moneter, sehingga penghapusannya merupakan peristiwa yang luar biasa bagi pasar valuta asing. Terlebih lagi, alih-alih frasa ini, kata "kesabaran" muncul dalam teks, yang berulang kali disuarakan selama konferensi pers Jerome Powell.

Poin penting lainnya adalah penilaian Federal Reserve atas situasi perekonomian negara saat ini. Regulator menilai tingkat pertumbuhan aktivitas ekonomi "wajar", meski sebelumnya ia berpidato mengenai "tingkat yang kuat". Dalam kata lain, langkah ini merupakan langkah yang lebih rendah, yang darinya dapat kita ambil kesimpulan. Menurut pernyataan terlampir, pasar tenaga kerja menujukkan dinamika positif dengan latar belakang kenaikan belanja rumah tangga, sementara sektor industri mengurangi tingkat investasi dalam aset tetap.

Selama konferensi persnya, Jerome Powell mengkonfirmasi poin utama laporan the Fed yang terlampir. Ia mengatakan bahwa tidak ada argumen yang cukup untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat – dan prospek kebijakan moneter akan bergantung sepenuhnya pada data yang masuk. Inflasi akan memainkan peran utama, yang saat ini menunjukkan hasil yang lemah. Kesimpulannya, Powell mengatakan bahwa regulator akan segera mengambil sikap "tunggu dan lihat" dan bersabar. Para ahli tidak setuju dengan prospek kebijakan moneter mendatang – menurut beberapa ahli strategi mata uang, the Fed akan menaikkan suku bunga hanya pada bulan Desember, sementara yang lainnya yakin bahwa regulator akan mengambil jeda hingga tahun 2020.

Merespon hasil rapat bulan Januari, indeks dolar merosot dengan impulsif ke level 94,8 poin, dan mata uang AS turun ke 1,1510 terhadap euro. Namun, bull EUR/USD hampir tidak dapat berhasil mempertahankan harga di dalam angka ke-15, karena data ekonomi makro juga berada di "zona merah" - khususnya, indeks kepercayaan bisnis di zona euro yang turun lebih banyak dari prakiraan, dan inflasi Jerman tiba-tiba merosot menjadi 1,4%, mencatat anti-rekor tahunan. Hari ini, statistik ekonomi makro blok tersebut juga telah dirilis, dan banyak angka kembali mengecewakan. Dengan demikian, PDB zona euro pada kuartal keempat tahun lalu melambat menjadi 1,2% (dalam kurun tahunan), dan perekonomian Italia naik hanya 0,1% yoy, menunjukkan penurunan untuk bulan kelima berturut-turut.

Dengan demikian, bahkan rapat the Fed yang "dovish" tidak memungkinkan bull EUR/USD mengembangkan serangan berskala besar. Dan penyebabnya bukan hanya statistik Eropa yang lemah, namun juga kekhawatiran para trader mengenai prospek hubungan AS-China. Hari ini, perbincangan dua hari telah berakhir, disusul pertemuan Presiden AS dengan Wakil Perdana Menteri China, Lie He. Negosiasi ini dilaksanakan dengan latar belakang skandal seputar Huawei, yang direkturnya ditahan pada 1 Desember di Kanada atas permintaan pemerintah AS.

Jaksa Penuntut AS menuduhnya atas 23 tuduhan, termasuk spionase komersial dan pelanggaran sanksi anti-Iran Amerika. Kini Amerika Serikat meminta ekstradisinya, yang memicu kemarahan pemerintah China. China menganggap semua tuduhan tersebut dibuat-buat dan atas dasar politik. Menurut banyak ahli, Washinton benar-benar menggunakan situasi ini untuk mengungkit pengaruhnya, namun risikonya "terlalu jauh", mengganggu proses negosiasi. Hasil rapat hari ini pada level "tinggi" akan memungkinkan untuk mengetahui ke arah mana pendulum hubungan AS-China akan berayun.