Emas terus berkonsolidasi di rentang harga $1300-1320 per ounce dibalik ketidakpastian mengenai hasil negosiasi perdagangan AS-China. Saham AS dengan menyambut dengan gembira pernyataan Donald Trump mengenai potensi untuk mengundurkan tanggal penetapan kenaikan bea cukai dari 10% menjadi 25% untuk impor senilai $200 miliar China dari 1 Maret ke tanggal setelahnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi treasury tetap sama. Bekerja dalam pasar surat utang, investor sangat sadar bahwa permainan dengan kata-kata tidak menghapus ketidakpastian, namun hanya memperpanjang masa hidupnya. Sementara isu tersebut belum diselesaikan, masih terlalu dini untuk bergembira, yang berarti bahwa aset-aset aman akan bernilai tinggi.

Logam mulia sangat sensitif terhadap imbal hasil riil obligasi AS serta dinamika dolar dolar AS dan perubahan dalam selera berisiko global. Sehubungan ini, kenaikan saham investor yang dipoling oleh Bank of America Marrill Lynch, yang mengasumsikan bahwa S&P 500 telah mencapai batas atasnya, menciptakan pondasi kuat untuk tren kenaikan XAU/USD dari 11% ke 34% di Februari. Mengingat potensi perlambatan harga konsumen menjadi 1,5% pada Januari, bunga rill pasar utang AS akan tetap di bawah tekanan, sehingga memberikan bantuan kepada bulls emas. Jika bukan karena posisi kuat dolar AS, rally harga kemungkinan akan berlanjut.

Dalam pasar aset fisik setelah pertumbuhan cadangan ETF yang mengesankan sebesar 70 ton di Januari, angka pertumbuhan jatuh 20 ton pada Februari. China membeli logam mulia untuk kedua kalinya berturut-turut untuk mengisi ulang simpanannya. Pada Desember, simpanan ETF China sekitar 10 ton dan pada Januari, diprediksi mencapai 11,8 ton. China memiliki angka simpanan terbesar ke-6 di dunia, sementara pangsa emas dalam simpanan emas dan cadangan devisa memiliki nilai yang cukup rendah sebesar 2,4%. Sebagai perbandingan, Jerman di AS sekitar 70%. Ditengah perlambatan ekonomi lokal dan ketidakpastian mengenai hasil negosiasi perrdagangan dengan Washington, Beijing berpotensi besar meningkatkan pangsa cadangan emasnya. Pada saat yang sama, Goldman Sachs memprediksi bahwa bank-bank sentral akan membeli emas (650 ton) pada 2019 sebanyak yang dibeli pada 2018 karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan mengurangi tekanan pada mata uang negara-negara berkembang.

Dinamika simpanan emas China

Dengan itu, gejolak bulls pada XAU/USD tertahan oleh dolar yang kuat. Namun, setelah pernyataan Jerome Powell di Januari, banyak bank dan perusahaan investasi yang menggambarkan pandangan :bearish" untuknya. Faktanya, selalu ada dua mata uang dalam pasangan apapun, sehingga kuotasinya bergantung tidak hanya pada Fed namun juga pada bank-bank sentral. Hasilnya, dolar Amerika terlihat sebagai mata uang paling cemerlang dibandingkan dengan mata uang lainnya, yang tidak memungkinkan emas untuk melebarkan sayapnya.

Dari segi teknikal, strategi membentuk posisi beli di akhir support di $1.310 dan $1.300 per ounce masih berlangsung namun melanjutkan rally, bulls pada logam mulia ini harus mencapai resistance dengan cepat di $1.322.

Grafik harian Emas