Pound menutup pekan trading dengan pertumbuhan signifikan, mencapai batas angka ke-29. Mata uang Inggris bereaksi terhadap rumor bahwa London dan Brussels akan melanjutkan kembali dialog mengenai nasib perjanjian Brexit. Dan meski semua usaha sebelumnya untuk mencapai kesepakatan telah gagal, berita ini masih mempengaruhi bull GBP / USD.
Selama pekan ini, rumor tersebut telah terkonfirmasi. Pekan ini, Theresa May akan bertemu tidak hanya dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, namun juga para pimpinan semua anggota UE dari negara-negara berbeda. Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh negosiator utama UE dan Inggris, Michel Barnier dan Stephen Barclay. Sebelum beranjak ke Brussels, May mengirim surat kepada para anggota Partai Konservatif, di mana ia menjanjikan akan mengusahakan perubahan dari otoritas UE mengenai Irlandia. Ia juga mendesak anggota partainya untuk bersatu dan "mengorbankan preferensinya demi tujuan yang labih tinggi."
Ini bukan surat pertama yang dialamatkan pada anggota partia Konservatif. Namun, sehubungan dengan agenda terkini, retorika tersebut menandakan bahwa May sangat tidak yakin pada keberhasilan pelayaran Eropanya. Diketahui bahwa sang perdana menteri akan membahas beberapa proposal perjanjian dengan Eropa, yang penulisnya adalah konservatif Inggris. Secara umum, intinya bermuara untuk menghindari terjadinya "backstop".
Namun, kesepakatan selalu berupa konsesi bilateral, dengan demikian, tidak mengejutkan jika perdana menteri tengah menyiapkan alasan untuk fakta bahwa permohonan Inggris tidak akan sepenuhnya dipenuhi (ini yang terbaik). Seperti yang May minta, masih menjadi pertanyaan terbuka apakah anggota parlemen Inggris akan siap untuk "melangkahi diri mereka sendiri."
Di satu sisi, hawk terus mengkritik langkah-langkah pemerintah, sementara persetujuan transaksi tersebut memerlukan suara semua anggota Konservatif di parlemen. Di sisi lain, hanya ada 40 hari tersisa hingga Brexit, dan tidak ada alternatif nyata untuk perjanjian yang diajukan. Theresa May berhasil memangkas opsi (utama) lainnya dalam beberapa bulan - referendum yang diulang, penundaan keluarnya Inggris dari UE, pengunduran diri pemerintah dan pemilu lebih awal. Semua skenario ini telah dianggap "berhasil", namun saat ini, implementasinya sangat tidak mungkin.
Dengan kata lain, terlalu awal untuk mencoret opsi "soft" Brexit: dengan menyetujui negosiasi tambahan, Brussels dapat membuat lebih banyak konsesi yang lebih penting, yang akan memungkinkan ditemukannya solusi yang disepakati. Sayangnya, tanggal pertemuan antara May dan Juncker tidak diketahui (namun dapat dipastikan pertemuan tersebut akan terjadi pekan ini). Namun, tanggal agenda penting lainnya telah diketahui - pada Selasa, 19 Februari, jaksa Agus Inggris dan Wales, Geoffrey Cox, akan menginformasikan para anggota parlemen Inggris mengenai amandemen yang perlu dibuat sehingga Inggris tidak akan terjerat back-stop selamanya. Hasil pemungutan suara ini mungkin akan memengaruhi dinamika pounud, meski fokus utama para trader adalah agenda di Brussels.
Terlepas dari agenda politik yang penting, statistik ekonomi makro tidak boleh diabaikan. Data volume retail hari Jumat di Inggris mendukung pound. Pada Januari, indikator tersebut berada di area negatif, mencapai satu persen dalam skala bulanan. Dalam skala tahunann, indikator tersebut menunjukkan dinamika yang sama kuatnya, mencapai 4,2%. Tanpa memperhitungkan harga bahan bakar, indikator tersebut juga naik - hingga 1,2% dalam skala bulanan dan naik hingga 4,1% - dalam skala tahunan. Ini adalah tingat pertumbuhan terkuat (jika kita membahas jangka tahunan) sejak Mei 2017. Setelah data pertumbuhan inflasi Inggris yang mengecewakan, rilis tersebut menumbuhkan harapan pulihnya indeks harga konsumen, dan dengan demikian - memperketat retorika para anggota Bank of England.
Menurut prakiraan umum, regulator Inggris akan menaikkan suku bunga utama pada akhir tahun ini - namun putusan final atas masalah ini akan ditetapkan setelah Brexit selesai. Walau bagaimanapun, pertumbuhan indikator-indikator ekonomi makro penting dalam konteks prospek kebijakan moneter. Oleh karena itu, data mengenai pasar tenaga kerja Inggris, yang akan rilis pada Selasa, kemungkinan akan memancing peningkatan volatilitas pasangan GBP/USD. Menurut prakiraan sebelumnya, tingkat pengangguran akan tetap sama pada catatan terendah sebesar 4%. Jumlah pengajuan atas tunjangan pengangguran akan berkurang menjadi 12 ribu (dari sebelumnya 20 ribu). Jika rilis setidaknya muncul dengan leval yang diperkirakan, maka ini akan memberikan dukungan tambahan pada pound (kecuali jika, tentu saja, "berita dari Brussels" tidak mengecewakan).
Dalam hal teknikal, pasangan ini berpotensi terus terkoreksi ke level 1,2985 (terletak di garis tengah indikator Bollinger Band di grafik harian). Level support terletak di dua titik - 1,2760 (garis dasar Bollinger Band) dan 1,2625 (batas bawah Kumo cloud). Namun di sini, perlu dicatat bahwa berita pendukung terkait prospek Brexit dapat "menggambar ulang" gambaran teknikal, terutama jika pergerakan harga bersifat impulsif.
