Terhadap Dolar, Pound membuka minggu trading dengan selisih menurun (downward gap), meskipun pada faktanya ia menutup selisih harga (price gap) selama sesi Eropa. Sejumlah Trader pasangan GBP/USD tampak gugup dan menunjukkan ketidakpastian mengenai prospek mata uang Inggris. Selain itu, dengan melihat dinamika harga saat ini, pasar tidak mengecualikan penurunan mata uang tersebut dan pemulihan skala besarnya.
Menurut "tradisi" yang telah ditetapkan, pada malam tahap utama Brexit, banyak rumor muncul di pasar yang berdampak signifikan terhadap suasana para trader. Pound dengan patuhnya mengikuti aliran informasi tersebut, meskipun kebanyakan berita tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Jadi, pertama-tama, mari cari tahu mengapa Pound memulai sesi trading lima hari dengan penurunan yang signifikan, menurun ke area figure ke-29. Seperti biasa, semuanya dimulai dengan rumor - kali ini mengenai fakta bahwa Theresa May dapat menunda hari pemungutan suara ke lain hari. Menurut para jurnalis, beberapa perwakilan partai Konservatif diduga telah membujuk Perdana Menteri untuk mengambil langkah demi menghindari kekalahan telak pada tanggal 12 Maret. "Hawks" telah meyakinkan bahwa kesepakatan akan gagal dengan selisih lebih dari 100 suara. Setelah rilis laporan ini, Pound menurun ke pertengahan figure ke-29, mencerminkan pesimisme para trader.
Namun, setelah beberapa jam, situasi berubah 180 derajat: juru bicara Theresa May mengumumkan bahwa pemungutan suara yang penting tersebut akan diadakan dalam minggu ini: besok - untuk draft kesepakatan, lusa - untuk meninggalkan UE tanpa kesepakatan (jika perjanjian tidak dapat dilakukan pada hari Selasa) dan pada hari Rabu - untuk menunda tanggal Brexit. Selain itu, menurut perwakilan May, proses negosiasi masih berlangsung, khususnya, pagi ini Perdana Menteri berbicara lewat telepon dengan kepala Komisi Eropa, Juncker. Terhadap latar belakang berita tersebut, Pound berhenti menurun dan melanjutkan pertumbuhan korektif, dengan peningkatan yang signifikan setelah pernyataan Angela Merkel. Kanselir Jerman melaporkan bahwa Jean-Claude Juncker telah membuat "proposal yang sangat penting" (detailnya, tentu saja, tidak diungkapkan) pada pemerintah Inggris, dan kini Brussels tengah menunggu langkah timbal balik dari London.
Sumber dalam lingkungan diplomatik menyatakan kepada sejumlah wartawan bahwa sepanjang akhir minggu, Uni Eropa mengajukan penarikan diri unilateral (unilateral withdrawal) dari rezim 'backstop' (jika perlu), namun May menolak proposal tersebut, mengutip ketidaksetujuan dengan para anggota Kabinet. Esensi proposal baru tersebut tidak diketahui.
Perlu diingat bahwa, selain "carrot" yang diusulkan (dalam bentuk konsesi tertentu), Brussels juga mengancam dengan "stick". Menurut surat kabar Eropa, Uni Eropa saat ini tengah menyusun penalti untuk Inggris sebagai kompensasi untuk menyetujui penundaan Brexit. Menurut para jurnalis, Brussels dapat meningkatkan biaya meninggalkan Uni Eropa hingga 39 miliar Pound (yaitu, hingga 45 miliar Dolar) untuk memindahkan "X-hour". Sejauh ini, informasi ini belum dikonfirmasi di London maupun Brussels, jadi hanya berdampak jangka pendek di pasar. Menurut saya, Uni Eropa dapat menyuarakan niat yang sama, namun bukan dalam bentuk peringatan.
Pers menyuarakan skenario lain pada peristiwa yang akan datang. Jadi, menurut salah satu publikasi Inggris yang berpengaruh, Eurosceptics dari Tories mendesak May untuk mengundurkan diri, atau setidaknya berjanji untuk meninggalkan jabatannya pada bulan Juni tahun ini. Setelah Parlemen mengumumkan mosi percaya (vote of confidence) pada bulan Desember, Deputi tidak bisa menangani masalah ini selama setahun. Namun, mereka bisa meyakinkan untuk melakukannya dengan menjanjikan dukungan terhadap Parlemen sebagai imbalan. Perwakilan Theresa May secara kategori menolak opsi tersebut, namun, seperti yang Anda tahu, keputusan penting terkadang dibuat di detik-detik terakhir.
Secara umum, rumor surat kabar "mengontrol" Pound untuk hari ini, karena semua faktor fundamental lainnya merupakan kepentingan kedua. Contohnya, besok, data ekonomi makro yang terpenting akan dirilis di Inggris. Secara khusus, kita membahas dinamika pertumbuhan PDB dan volume produksi industri. Setelah kekacauan bulan Desember, saat PDB jatuh ke area negatif -0.4 m/m, di bulan Januari, indikator tersebut harus pulih hingga 0,2%. Level produksi industri juga harus keluar dari zona negatif dan mencapai level 0,2%.
Dinamika tersebut mendukung mata uang Inggris - namun besok, kemungkinan besar, indikator ini akan diabaikan oleh pasar. Bagaimanapun, masalah Brexit adalah prioritas yang tidak perlu untuk pasangan GBP/USD, jadi faktor fundamental lainnya harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Jika para trader melihat "harapan" dalam konteks prospek Brexit, bahkan data statistik yang paling negatif tidak bisa membawa keputusan untuk mata uang Inggris.
