Minggu lalu, Euro terhadap Dolar AS tenggelam ke level terendah untuk pertama kali sejak tahun 2017.

Dari sudut pandang teknikal, situasi pada pasangan EUR/USD jauh dari kata jelas. Di sisi lain, kuotasi menembus level-level yang menjaga Euro dari menurun sepanjang tahun lalu, sementara itu - Euro kembali membuat upaya aktif untuk pulih.

Menurut sejumlah pakar, terlepas dari ekspektasi melemahnya Euro lebih lanjut, kuotasi dapat meningkat.

Ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa jumlah posisi spekulatif penjualan (short speculative positions) pada Euro telah mencapai puncak sejak tahun 2016.

"Jumlah luar biasa pada penjualan" berarti bahwa kita tengah mencapai titik balik (turning point). Namun, Trend Reversal akan cenderung memerlukan bukti yang lebih kuat pada pemulihan perekonomian di zona Euro," jelas ahli strategi mata uang di Credit Agricole.

Poin lainnya adlaah bahwa sebagian besar negatifitas telah ditempatkan dalam harga, yang memicu keraguan akan kemampuan Bears pada Euro untuk terus menurun (downward campaign) terhadap latar belakang melunaknya retorika European Central Bank (ECB).

Diasumsikan bahwa langkah-langkah intensif yang diambil oleh regulator akan membantu menstabilisasi perekonomian wilayah dan menetralisasi dampak negatif pada faktor eksternalnya.

Berdasarkan prakiraan konsensus para ekonom yang baru-baru ini disurvei oleh Bloomberg, menjelang akhir tahun, Euro dapat naik harga terhadap Dollar menjadi $1,18.

Menurut para analis, kondisi penting untuk pemulihan Bullish Trend jangka panjang di EUR/USD adalah kemampuan para pembeli untuk menjaga kuotasi di atas level 1.125 dan mendorongnya ke tengah rentang trading jangka menengah 1.12-1.15.