Rapat Fed bulan Maret mengarah pada hasil yang tidak terduga: sentimen anti risiko meningkat tajam di pasar. Trader menerjemahkan rapat bank sentral AS dalam cakupan yang lebih luas, yaitu sebagai sinyal untuk potensi resesi dalam ekonomi global. Kekhawatiran semacam itu juga didorong oleh faktor-faktor fundamental lain: negosiasi perdagangan yang berlarut-larut antara AS dan China, serta prospek tidak pasti untuk Brexit.
Dinamika pertumbuhan GDP di negara-negara G20 juga meninggalkan banyak pertanyaan - khususnya, laju pemulihan ekonomi di Kanada yang melambat tajam: tren yang sama terlihat di AS, Jepang, Australia, dll. Regulator negara-negara ini telah merevisi perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi bukan hanya untuk tahun ini namun juga untuk tahun depan. Pada saat yang sama, bank sentral AS secara bertahap memperhalus retorikanya, yang tidak menyisakan harapan untuk pengetatan kebijakan moneter dalam waktu dekat. Pelonggaran tidak diragukan lagi, namun tren jelas-jelas mengkhawatirkan: tahun ini hampir semua bank sentral menyuarakan komentar "dovish" pada prospek untuk masa mendatang.
Sulit disebut jika Fed berada di garda depan dalam konteks ini. Sepanjang tahun lalu, Federal Reserve hampir menjadi satu-satunya regulator (kecuali Bank of Canada), yang melanjutkan siklus normalisasi kebijakan moneter. Namun, keputusan untuk menghentikan sementara proses ini telah menjadi sinyal bagi seluruh dunia keuangan yang dapat menandakan krisis yang akan datang. Hal ini benar-benar menjelaskan dinamika mata uang AS: setelah emosi-emosi awal mereda, trader berkontemplasi dengan inti dari pesan Powell, dan merevisi sikap mereka terhadap dolar, dengan menganggap dolar sebagai aset pertahanan. Perang dagang yang berlarut-larut, serta kisah besar Brexit yang sedang berlangsung, hanya meningkatkan kegelisahan para trader, yang berperan sebagai pemicu pertumbuhan greenback.
Alasan utama penurunan EUR/USD adalah pernyataan dari Donald Trump, saat ia mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan membatalkan pajak perdagangan pada barang-barang dari China, "untuk menjamin perjanjian yang menguntungkan dengan Beijing." Selain itu, menurutnya, pertanyaan mengenai panghapusan pajak kini pada umumnya tidak ada dalam agenda: Gedung Putih ragu bahwa Beijing pada akhirnya akan membuat konsesi dalam hubungan perdagangan.
Pasar terkejut oleh pernyataan ini. Lagipula, pekan lalu, perwakilan PRC melaporkan bahwa rancangan kesepakatan tersebut hampir disepakati, dan para pimpinan negara berpindah ke rapat bulan Maret "karena ketenagakerjaan yang kuat, yang tidak memungkinkan mereka untuk menyiapkan pertemuan puncak yang bersejarah." Di Amerika Serikat, kata-kata ini tidak disangkal (namun, mereka juga tidak mengkonfirmasi), dan pasar sekali lagi bergembira, sehingga mempertahankan harapan untuk tercapainya perdamaian yang telah lama ditunggu-tunggu. Seperti yang dijanjikan Beijing, tanggal pertemuan kepala-kepala negara adalah di pertengahan Juni. Namun, kata-kata dari presiden Amerika mempertanyakan asumsi ini.
Menurut rumor, Donald Trump meminta China meningkatkan volume impor produk dari Amerika Serikat. Perlu diingat bahwa Beijing telah membuat konsesi khusus kepada Amerika. Tahun lalu, China kembali membeli kacang kedelai dari Amerika Serikat, dan juga menurunkan cukai pada impor mobil-mobil Amerika. Tahun ini, China tetap bertemu dengan Washington dan untuk pertama kalinya, China mengizinkan Amerika untuk mengimpor beberapa jenis beras dari China. Selain itu, selama 6 tahun ke depan, Amerika ditawari China untuk membeli $1,2 triliun produk aviasi dan energi dari China. Namun, menurut media Amerika, Trump meminta kenaikan untuk jumlah ini setidaknya dua kali lipat. Dan meskipun informasi ini berasal dari sumber yang tidak resmi, fakta bahwa proses negosiasi telah "melonggar" nyata adanya, terlepas dari komentar yang sopan dan waspada dari kedua belah pihak.
Perlu diingat bahwa perwakilan dari Trump tidak memiliki kesepakatan mengenai strategi dalam proses negosiasi. Pada Februari, jurnalis Amerika mengklaim bahwa pergumulan sebenarnya di balik layar antara kepala Kementerian Keuangan AS, Steven Mnuchin dan perwakilan perdagangan AS Robert Lighthizer telah berkembang dalam pemerintahan Trump. Hal pertama adalah sikap yang lebih lunak pada resolusi isu China, kedua adalah sikap "hawk". Dengan itu, menurut Mnuchin, penghapusan pajak impor (sebagian atau sepenuhnya) akan mendorong Beijing ke konsesi yang lebih serius dalam konteks perjanjian perdagangan masa depan. Namun, Lighthizer meyakini sebaliknya - menurutnya, China akan menganggap langkah ini sebagai bentuk kelemahan dan ketidakpastian. Tampaknya, Trump mendukung sisi Lighthizer, mengingat pernyataannya baru-baru ini.
Dengan ini, dolar tak terduga meraih untung dari rapat Fed yang melunak. Alaminya, situasi ini tidak dapat dianggap sebagai dasar untuk kelanjutan kenaikan harga: jika sentimen anti risiko memudar di pasar, dan indikator-indikator makro kunci Eropa menunjukkan pertumbuhan, maka greenback akan tetap berhadapan dengan Fed yang ragu-ragu. Pada saat yang sama, pergerakan dolar tersebut menunjukkan betapa sensitif dolar terhadap latar belakang fundamental eksternal. Dengan kata lain, kunci terhadap pertumbuhan global (atau penurunan berskala besar) dari mata uang AS bukanlah berada pada tangan Fed, namun pada tangan mereka yang memegang nasib hubungan perdagangan masa depan antara AS dan China.
