Pada hari Jumat, Euro jatuh ke angka 12 dalam dorongan turun yang cukup kuat. Sentimen bearish di kalangan trader terjadi karena beberapa alasan. Pertama, pertumbuhan sentimen anti-risiko di pasar, dan kedua - rilis data yang mengecewakan dari Eropa. Tema Brexit telah menambahkan gambaran fundamental negatif: pertikaian kontradiksi yang semakin membingungkan investor. Akibatnya, pasangan ini kehilangan hampir 200 poin dalam dua hari, menandai target harga baru.
Perlu dicatat bahwa mata uang tunggal menurun bahkan dengan latar belakang melemahnya dolar, yang juga berada di bawah tekanan tertentu setelah pertemuan dovish Fed dan berita bahwa Trump berencana untuk menunjuk Stephen Moore, yang konsisten mendukung kebijakan moneter lunak, untuk Dewan Gubernur Federal Reserve. Tetapi, trader EUR/USD mengalihkan fokus perhatian mereka dari peristiwa Amerika ke masalah Eropa, terutama karena Dolar juga digunakan oleh banyak pelaku pasar sebagai aset defensif.
Namun, data Eropa yang baru-baru ini dirilis tampak mengecewakan. Indeks aktivitas manufaktur Jerman (PMI), bertentangan dengan prakiraan, telah menurun lagi - tiga bulan lalu. Sejak bulan Januari, indikator ini telah berada di bawah tanda ke-50, sehingga menunjukkan kemunduran situasi. Para ahli memperkirakan sedikit peningkatan - dari 47.6 menjadi 48.0 poin, tetapi angka sebenarnya jauh lebih rendah - sekitar 44.7 poin. Prancis juga melemah: setelah dua bulan bertahan di atas level 50, indikator kembali berada di area 49 poin. PMI Eropa menunjukkan trend yang sama, membenarkan adanya masalah sistemik. Perlu diingat di sini bahwa selama pertemuan bulan Maret, European Central Bank sekali lagi menurunkan prakiraan pertumbuhan dan inflasi PDB - yang kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Menurut regulator, perekonomian zona Euro akan tumbuh hanya 1,1% tahun ini, sementara prakiraan sebelumnya menyarankan kenaikan hingga 1,7%.
Mengenai inflasi, bank sentral AS juga secara signifikan mengurangi ekspektasinya: pertumbuhan diproyeksikan mencapai 1,2% tahun ini (terhadap prakiraan awal 1,6%), dan menjadi 1,5% tahun depan (terhadap 1,7%). Dengan melihat dinamika PMI, angka PDB riil hampir tidak mencapai tingkat prakiraan. Pada gilirannya, semua ini menunjukkan bahwa masalah kenaikan suku bunga tidak akan dipertimbangkan sampai paruh kedua tahun depan, sedangkan trader tidak harus mengesampingkan langkah mundur tahun ini. Meskipun skenario pelonggaran kebijakan moneter tidak dibahas pada pertemuan baru-baru ini, opsi semacam itu tidak dapat dikesampingkan, mengingat rilis data terbaru.
Pasar sangat menyadari fakta ini. Jelas, retorika anggota ECB hanya akan melunak dalam waktu dekat, terutama dengan latar belakang negosiasi "macet" antara AS dan China. Menurut rumor, Trump secara signifikan memperketat posisinya pada hubungan perdagangan di masa depan, setelah itu proses negosiasi menjadi lebih rumit. Fakta ini meningkatkan tekanan pada Euro, karena perekonomian Eropa sebagian besar bergantung pada China. China adalah mitra dagang terbesar kedua Uni Eropa (setelah Amerika Serikat), volume perdagangan di antara mereka melebihi 1,5 miliar Euro per hari. Misalnya, pada tahun 2017, ekspor UE ke Cina berjumlah $198 miliar, dan impor dari sana bernilai 374 miliar. Oleh karena itu, prospek dimulainya kembali konflik dagang antara dua negara adikuasa membuat para trader ketakutan, terutama dengan latar belakang melemahnya pertumbuhan PDB China.
Ketidakpastian yang berkembang di sekitar Brexit juga tidak memungkinkan pembeli EUR.USD untuk menunjukkan karakter. Peristiwa terbaru telah menghentikan situasi: di satu sisi, Brussels menyuarakan kondisi penundaan yang keras, di sisi lain, para deputi Inggris terus berdiri sendiri. Selain itu, banyak warga Inggris menuntut penghapusan Brexit seperti itu: hampir 5 juta warga Inggris telah menandatangani petisi di internet. Pada hari Sabtu, puluhan ribu dari mereka keluar untuk protes, menuntut untuk mengeluarkan negara itu dari Uni Eropa. Sulit untuk memprediksi bagaimana epik ini akan berakhir. Ketidakpastian memberikan tekanan tidak langsung pada mata uang tunggal, meningkatkan tekanan secara keseluruhan.
Pada saat yang sama, harus diingat bahwa mata uang AS juga mengalami masa-masa sulit. Secara umum, Greenback mendapatkan kembali posisinya hanya karena ketegangan global atas prospek hubungan AS-China dan perekonomian dunia secara keseluruhan. Tetapi jika kita mengabaikan masalah ini, tidak ada dukungan untuk Dolar lagi. Fed akhirnya menghentikan proses pengetatan kebijakan moneter, sementara Trump berencana untuk memperkuat sayap "dovish" Fed. Di lain hari dia menyatakan bahwa dia akan mencalonkan Stephen Moore ke Senat untuk disetujui sebagai anggota dewan gubernur Fed. Moore adalah seorang kritikus aktif kebijakan moneter keras pada umumnya, dan Jerome Powell pada khususnya.
Selain fakta ini, Dolar juga melemah karena data aktivitas manufaktur (ISM) di AS, yang jauh lebih buruk dari yang diperkirakan, setelah memperbarui level terendah delapan belas bulan (meskipun masih di atas '50-mark', berbeda dengan Indikator serupa Eropa).
Dengan demikian, pasangan Euro-Dolar berpotensi mengalami penurunan lebih lanjut. Tetapi dinamika ke bawah mungkin terbatas. Harga mendekati level support yang kuat di 1.1220 (garis bawah indikator Bollinger Bands pada chart harian dan mingguan). Level ini "terlalu sulit" untuk bears pasangan ini, yang untuk kedua kali dalam enam bulan terakhir mencoba untuk mendapatkan pijakan di angka ke-11. Karena itu, ketika mendekati target ini, Anda harus berhati-hati (menunjukkan stop-loss) atau mempertimbangkan posisi beli (long). Target kenaikan (upwars) terdekat pertumbuhan korektif adalah tanda 1.1340, yang sesuai dengan batas bawah (lower boundary) Kumo Cloud pada chart harian.
