Setelah penguatan selama dua hari, dolar Australia hari ini menunjukkan tren penurunan, kembali ke titik dasar angka ke-70. Rapat the Reserve Bank of New Zealand yang sangat ringat menggairahkan para trader the aussie, karena RBA mungkin akan segera menunjukkan posisi yang sama. Kemungkinan penurunan suku bunga RBNZ mendekati nyata, menurut beberapa prakiraan, bahkan prakiraan rentang waktu. Dan meski dalam beberapa tahun ini, regulator Selandia Baru tersebut lebih cenderung pada kesimpulan yang "dovish" (dibanding dengan rekannya dari Australia), para trader AUD/USD perlu mempertimbangkan satu hal, terutama pada malam rapat RBA, yang akan digelar pekan depan - 2 April.
Meski tren umum di antara bank-bank sentral dunia menunjukkan retorika yang lebih lunak, para trader UAD/USD dan NZD/USD dikejutkan oleh pernyataan lugas regulator Selandia Baru. Para anggota RBNZ menyatakan telah merevisi prakiraan sebelumnya, karena dinamika pertumbuhan PDB tidak sesuai dengan prakiraan sebelumnya. Selain itu, dalam lampiran laporan, regulator tersebut menekankan bahwa suku bunga tidak akan dinaikkan untuk "waktu yang cukup lama" dan akan tetap sebesar 1,75% setidaknya selama dua tahun, yaitu, hingga akhir 2020. Pasar bersiap untuk posisi tunggu dal lihat, dan bereaksi dengan buruk terhadap fakta ini. Namun, pidato Kepala RBNZ, Adrian Orr, merobohkan mata uang Selandia Baru, dan dalam keruntuhan tersebut - the aussie. Dirinya mengatakan, dengan latar belakang tersebut, semua opsi terbuka, kemungkinan besar arah pergerakan nilai tukar turun, terkait prospek ekonomi global yang lemah dan perlambatan pada dinamika belanja domestik yang signifikan. Setelah pernyataan ini, the "kiwi" merosot lebih dari 150 poin.
Penurunan pasangan AUD/USD kurang impulsif, meski penurunan dinamika tampak nyata dan memiliki peluang kecil atau bahkan tidak sama sekali untuk pullback. Faktanya adalah rumor mengenai kemungkinan penurunan kondisi moneter RBA telah berlangsung selama beberapa bulan. Contohnya, pada akhir Februari, salah satu bank terbesar Australia yang masuk dalam "empat bank terbesar" di negara tersebut, Westpac, mengejutkan para trader dengan memperkenankan pemotongan suku bunga dua kali lipat oleh regulator Australia sebelum akhir tahun ini. Sebelumnya, Philip Lowe menyuarakan skenario tersebut, walau bagaimanapun, dirinya hanya mengizinkan satu kali pemangkasan, dan bahkan kemudian, sekurang-kurangnya. Namun kondisi tersebut tampaknya tengah berlangsung dalam skenario terburuk - terutama bagi perekonomian Australia, yang terlalu bergantung pada indikator-indikator China, yang, pada gilirannya, terus menunjukkan dinamika negatif.
Dengan latar belakang negosiasi dagang yang kompleks dan problematik antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China, hari ini, perusahaan-perusahan industri China melaporkan penurunan keuntungan dengan skala terbesar (selama dua bulan pertama tahun ini) dalam 8 tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah penurunan permintaan pasar domestik dan eksternal. Level keuntungan secara logis jatuh di tengah penurunan harga di sektor-sektor industri terpenting: kami tengah membahas mengenai sektor baja, penyulingan minyak, otomotif dan kimia. Penurunan keuntungan yang tajam, dan yang terpenting, komprehensif, menunjukkan bahwa dinamika pertumbuhan PDB China mungkin lebih rendah, dan dengan demikian, prakiraan menjadi lemah. Tahun lalu, perekonomian China meningkat dengan laju paling lambat dalam hampir 20 tahun - dan People's Bank of China tidak memperkirakan akan terjadi perkembangan tahun ini (target untuk tahun berjalan dipangkas menjadi 6,5%).
Secara alamiah, resesi ekonomi China juga akan memengaruhi ekonomi Australia. Data terbaru menunjukkan hasil yang mengecewakan. Para trader dikhawatirkan tidak hanya oleh fakta perlambatan PDB negara (pada kuartal keempat tahun lalu), namun juga oleh fakta tren penurunan indikator utama yang konsisten. Sehingga, jika PDB Australia berada di level 1,1% pada kuartal pertama 2018 (kuartalan), pada kuartal kedua, PDB turun ke 0,9%, pada kuartal ketiga - ke 0,3%, dan akhirnya, pada kuartal keempat - hingga 0,2%. Dinamika yang sama juga diamati terjadi pada skala tahunan: kuartal I - 3,2%, II - 3,1%, III - 2,7% dan IV - 2,3%. Rilis terbaru tidak hanya lebih buruk dari prakiraan, namun juga mencetak anti-rekor: dalam skala kuartalan, indikator tersebut menunjukkan pertumbuhan paling lemah sejak kuartal ketiga 2016.
Perlu dicatat bahwa angka ini rilis tepat sehari setelah rapat RBA bulan Maret, di mana para anggota RBA menyuarakan nada optimis. Kini, para anggota regulator Australia akan beroperasi dengan angka-angka terbaru yang meninggalkan banyak harapan. Hal ini menandakan tingginya kemungkinan bahwa rapat bank sentral Australia bulan April akan sama dengan rapat RBNZ bulan Maret.
Kemungkinan ini akan memberikan tekanan pada pasangan AUD/USD, namun, kemungkinan bear tidak akan mendapat pijakan di bawah titik kunci 0,70 (oleh karena itu, saat mendekati target ini, posisi beli akan tampak berisiko). Namun, jika Philip Lowe juga memperkenankan pemangkasan suku bunga, the aussie bukan hanya dapat menembus, namun juga menetap di area 0,68-0,69.
