Euro menghentikan penurunan enam hari dan menguat karena keyakinan para pelaku pasar. Peningkatan suasana aset berisiko didukung oleh optimisme terhadap kesepakatan antara AS dan China dan data China serta zona euro yang kuat. Euro menguat, sementara obligasi Jerman turun, dan yield 10 tahun telah meningkat dengan singkat di atas nol.

Dolar kehilangan inisiatif, pasangan EUR/USD bertambah 0,45% ke $1,1252 pada Rabu. Kemampuan untuk bertahan di atas titik terendah Maret memicu trailing stop, dengan jumlah besar ditempatkan di atas $1,1250. Informasi ini dibagikan dengan Bloomberg oleh dua trader dari Eropa.

Indeks manajer pembelian untuk sektor jasa pada bulan Maret melampaui keempat negara besar dalam wilayah tersebut. Dalam hal ini, beberapa kekhawatiran terhadap penurunan produksi telah melunak.

Kemiringan bear

Sementara itu, para ahli strategi yang menulis untuk Bloomber, memperingatkan sinyal umum euro tetap bearish untuk jangka panjang.

Layak untuk mengingatk kembali yield nyata yang sangat negatif, tingginya tingkat utang dan sangat lambatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Faktor-faktor yang dapat melindungi euro, sebenarnya sedikit, sehingga mata uang ini akan melemah dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, euro akan digunakan sebagai safe-haven pada saat-saat tertekan karena surplus neraca berjalan wilayah tersebut dan volatilitas mata uang yang relatif rendah. Akan tetapi, surplus neraca berjalan sedikit turun.

Tekanan tambahan pada mata uang tunggal tersebut akan datang dari pemilihan parlemen Uni Eropa pada bulan Mei dan pemilu apawal di Spanyol. Tensi politik di Perancis dan Italia juga akan menembah tekanan terhadap euro.

Konsekuensi Brexit bagi Eropa

Kini keduanya secara aktif tengah membahas kemungkinan konsekuensi penarikan tanpa kesepatakan. Hal ini berbahaya bukan hanya bagi Inggris, namun juga bagi Eropa dan ekonomi dunia secara keseluruhan. Para investor terpaksa mengakui bahwa skenario "keras" pekan depan bukan hanya termasuk, namun juga cukup mungkin terjadi.

Goldman Sachs coba menggambarkan efek ekonomi Brexit 2,5 tahun setelah referendum. Gambaran tersebut, ternyata, secara halus, mengkhawatirkan.

Jadi, selama sepekan setelah referendum, perekonomian Inggris kehilangan 2,4% dari PDB, atau sekitar 600 nuta pound. Sebagian besar kehilangan tersebut terkait dengan investasi bisnis, sehingga bank cenderung percaya bahwa para ahli meremehkan efek kedidakpastian politik.

Setiap 2,5 tahun, Brexit merupakan stimulan utama bagi pasar dan investasi Inggris. Pada kuartal pertama tahun ini, peningkatan ketidakpastian menurunkan pertumbuhan investasi sebesar 5% dalam skala kuartalan.

Investasi utama (pesawat terbang, kereta, dan peralatan) dan jasa (hotel dan restoran) adalah yang terkena dampak paling berat, menambah ancaman resesi di sektor industri Eropa.

Guncangan lainnya

Seperti yang dinyatakan oeh bank, aset berisiko di pasar dunia dipengaruhi oleh hasil referendum, terutama di Eropa. Karena penarikan tanpa kesepakatan akan menjadi guncangan lainnya, maka situasi ini mungkin kembali terulang.

Skenario "lunak" pekan depan akan mendukung perekonomian Inggris. Dengan penarikan yang tidak terarah, perekonomian Eropa akan menderita konsekuensi negatif selama beberapa tahun.

Kekuatan ECB tak terbatas

Tentu saja, regulator dapat menghilangkan gelaja guncangan awal di pasar keuangan yang menyakitkan. Dalam kasus ini, regulator akan melanjutkan pembelian obligasi dan mengurangi profitabilitas sekuritas Italia. Namun, ECB tidak mungkin mengatasi resesi ketiga selama 10 tahun terakhir ini.

Yang terburuk, bank sentral sudah mundur, mundur dari rencananya untuk mengetatkan kebijakan dan berjanji akan mempertahankan suku bunga rendah sampai akhir tahun ini. Ternyata regulator tersebut memiliki alat persenjataan terbatas untuk mengurangi konsekuensi dari skenario negatif.