Awal pekan ini positif bagi minyak. Level harga referensi Brent melampaui $74 per barel, titik tertinggi sejak November, seiring Amerika Serikat yang mengumumkan sanksi lebih lanjut untuk mengurangi ekspor minyak Iran. Amerika Serikat akan melarang pembelian minyak Iran terhadap delapan negara yang sebelumnya mengizinkan hal ini untuk mengurangi cadangan minyak di Iran. Keputusan ini menyebabkan ketidakpastian atas stabilitas pasokan global.

Minyak mentah Brent meningkat 3,3 persen, menjadi $74,31 per barel, dan WTI Amerika sebesar 2,9 persen, menjadi $65,87 per barel. Sebelumnya, Washington berjanji tidak akan mengenakan sanksi kepada delapan pembeli utama minyak Iran - China, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Turki, Italia, dan Yunani - hal ini memungkinkan negara-negara tersebut terus melakukan pembelian terbatas selama enam bulan, Sekretariat Negara, Mike Pompeo, mengkonfirmasi tujuan Washington mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol, dan menambahkan bahwa AS tidak berencana memberikan masa tenggang setelah 1 Mei.

Larangan ekspor Iran akan menyebabkan penurunan pasokan di pasar, yang telah diperketat akibat pengenalan sanksi AS terhadap Iran dan anggota OPEC lainnya, Venezuela, serta pemotongan produksi OPEC secara sukarela. Trump mengatakan Arab Saudi dan anggota-anggota OPEC lainnya dapat "mengkompensasi" penurunan pasokan minyak Iran. Arab Saudi menyatakan akan berkoordinasi dengan produsen-produsen lain untuk memastikan pasokan minyak cukup dan pasar seimbang. Para ahli memprediksi Arab Saudi akan meningkatkan produksi dengan cepat.