Pasangan EUR/USD memulai pekan perdagangan dengan pertumbuhan moderat, namun kemudian pasangan ini mundur ke area titik terendah bulanan setelah berhasil menetap di atas 1,1250.

Menurut para ahli, pertumbuhan EUR/USD saat ini terutama disebabkan atmosfer liburan yang santai, namun kini pasar perlahan kembali normal, dan para pelaku pasar kembali mengingat bahwa realita ekonomi makro zona euro belum berubah sama sekali.

Hari ini, pasangan EUR/USD telah melanjutkan pergerakan turun di tengah pemulihan dolar AS dan munculnya komentar cukup negatif dari anggota dewan ECB, Benoit Coeur. Secara khusus, kekhawatiran yang dinyatakan secara resmi tersebut mengenai rendahnya level inflasi di zona euro, yang diamati dengan latar belakang pertumbuhan tingkat upah rata-rata yang cukup bagus. Secara terpisah, B. Coeur berkutat pada kondisi ekonomi Jerman, menyatakan perlambatan kegiatan ekonomi di negara tersebut yang lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya. "Prakiraan ECB menunjukkan percepatan tingkat pertumbuhan ekonomi blok mata uang tersebut pada paruh kedua tahun ini, namun skenario ini terwujud hanya jika konflik perdagangan berhasil diselesaikan", katanya

Perlu diingat pada bulan Maret, regulator merevisi turun prakiraan pertumbuhan ekonomi wilayah ini untuk 2019 - dari 1,7% menjadi 1,1%.

"Kini gambaran keseluruhan lebih positif bagi dolar daripada euro, mengingat divergensi indikator-indikator ekonomi makro di AS dan zona euro," ujar Ulmer Leuchmann, seorang analis dari Commerzbank.

Hari ini, indeks USD mencapai titik tertingginya sejak 11 Maret, di tengah kenaikan yield Obligasi AS pada malam jelang lelang surat utang pemerintah mingguan dan pelaporan perusahaan di Amerika Serikat.

Perlu dicatat bahwa kenyataannya, revaluasi mata uang terjadi untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral. Namun, jika the Fed tidak melakukan ini (bahkan jika keadaan ekonomi AS membaik), lalu mengapa dolar akan menguat ke depannya?

Penyebab utama stabilitas the greenback nampaknya terletak pada masalah yang dihadapi para pesaing utamanya. Bagi euro, ini adalah awal pelemahan zona euro, bagi pound sterling - kondisi seputar Brexit, bagi yen Jepang - kebijakan super lunak Bank of Japan karena "keengganan" inflasi mencapai level target. Diperkirakan jika masalah-masalah ini berhasil diselesaikan, posisi dolar dapat sangat memburuk. Dalam hal ini, potensi gerakan EUR / USD ke bawah tampaknya terbatas.