Di awal minggu lalu, pasangan dolar - yen mencapai level rendah 5 bulan, mencatat 109,05. Namun kemudian harga menjau naik ditepi harga dan kembali ke angka ke-110. Hari ini, USD/JPY bears melakukan upaya lain untuk turun, menrunkan target dari 109,80. Fluktuasi tersebut merupakan hasil dari, secara keseluruhan, latar belakang fundamental eksternal, meski saat ini dolar juga ditunjuk oleh data terkait pertumbuhan PDB Jepang.
Ekonomi Jepang melampaui ekspektasi para analis dan meluas 0,5% pada kuartal pertama, meskipun sebagian besar pakar memperkirakan tren negatif: menurut perhitungan mereka, indikator tersebut akan jatuh ke area negatif, mencapai angka -0,1%. Perselisihan seperti itu mengejutkan para pedagang, setelah itu pasangan tersebut secara impulsif turun ke wilayah angka ke-109. Faktanya adalah bahwa regulator Jepang mengambil sikap menunggu dan melihat setelah hasil dari pertemuan terakhirnya: menurut Haruhiko Kuroda, Bank of Japan akan menyesuaikan kebijakannya "saat diperlukan". Pada saat yang sama, ia menyatakan harapan bahwa siklus ekonomi yang menguntungkan tetap berlaku, dan fakta ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan inflasi PDB. Angka hari ini telah mengkonfirmasi kata-katanya, mengurangi kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat. Meskipun baru-baru ini, pada awal April, Kuroda mengasumsikan probabilitas penurunan suku bunga lebih jauh ke daerah negatif. Pada saat itu, dia tidak berbicara tentang pedoman sementara, tetapi memperingatkan bahwa skenario seperti itu sangat mungkin.
Dalam konteks niat yang dinyatakan, rilis hari ini memiliki makna khusus. Sekarang Bank of Japan, kemungkinan besar, akan menjaga posisi menunggu dan melihat setidaknya sampai musim semi mendatang, mengikuti dinamika PDB dan inflasi lebih lanjut (yang, omong-omong, juga menunjukkan pertumbuhan bertahap).
Prospek tersebut memberikan dukungan latar belakang untuk mata uang Jepang. Secara umum, permintaan yen disebabkan oleh pertumbuhan sentimen anti-risiko terhadap latar belakang memburuknya hubungan antara AS dan Cina. Ada yang disebut "indeks rasa takut" (VIX, di Chicago Stock Exchange of Options), yang mencerminkan ekspektasi pedagang terhadap pasar AS. Pada 13 Mei, ketika pasangan USD / JPY mencapai level terendah 5 bulan, indeks ini memperbarui tertinggi tahunan. Secara umum, VIX mencerminkan tingkat permintaan untuk instrumen defensif, yang mencakup yen. Jadi, pada awal minggu ini, indeks mulai menunjukkan pertumbuhan lagi. Sebagai perbandingan: hari ini nilai VIX terletak di 16,42, sementara pada bulan April berfluktuasi di kisaran 12-14 poin.
Dinamika ini disebabkan eskalasi konflik antara Amerika Serikat dan Cina. Perang perdagangan global telah menyempit ke situasi di sekitar perusahaan China Huawei, yang baru-baru ini termasuk dalam daftar sanksi Gedung Putih. Sekarang teknologi AS dapat dijual atau ditransfer ke Huawei hanya jika Biro Industri dan Keamanan dari Departemen Perdagangan AS memberikan lisensi khusus untuk ini. Selain itu, raksasa seperti Google harus meminta izin jika ingin menginstal sistem operasi Android untuk gadget Huawei. Menurut informasi yang tersedia, Google telah memperkenalkan pembatasan penggunaan perangkat lunak Android pada ponsel cerdas China. Sekarang dunia keuangan membeku untuk mengantisipasi langkah timbal balik dari Cina. Menurut pers Amerika, Beijing sedang mempertimbangkan opsi pemutusan kerja sama dengan para mitra yang setuju untuk berhenti memasok Huawei.
Wall Street menanggapi prospek tersebut sesuai: pada awal sesi AS, indeks utama anjlok tajam. Pada saat penulisan ini, Dow Jones Industrial Average turun 0,4%, S&P 500 sebesar 0,42%, dan Nasdaq Composite sebesar 1,25%. Di pasar valuta asing, permintaan untuk aset defensif meningkat, memberikan tekanan pada pasangan USD / JPY.
Selain itu, para pedagang khawatir tentang devaluasi yuan, yang selama dua minggu turun terhadap dolar dari 6,730 menjadi 6,911. Menurut para ahli, tren seperti itu akan memprovokasi Trump ke gelombang baru kritik: presiden AS telah berulang kali menuduh Cina sengaja memurahkan mata uangnya untuk mengurangi tekanan kebijakan tarif AS.
Dengan kata lain, ketegangan geopolitik umum menunjukkan bahwa minat terhadap yen dapat meningkat dalam waktu dekat - terutama jika Beijing mengimplementasikan ancamannya mengenai situasi dengan Huawei.
Dari sudut pandang teknis, situasinya adalah sebagai berikut. Pada grafik harian, pasangan USD / JPY berada di antara garis tengah dan bawah dari indikator tren Bollinger Bands, serta di bawah awan Kumo, yang menunjukkan prioritas pergerakan turun. Namun harga masih di atas garis Tenkan-sen, yang sesuai dengan tanda 109,70. Perlu dicatat bahwa ketika mengatasi level ini, indikator Ichimoku Kinko Hyo akan membentuk sinyal "parade garis" bearish, yang akan menunjukkan dimulainya kembali tren penurunan. Dalam hal ini, target selanjutnya adalah tanda 1.2125 - garis bawah indikator Bollinger Bands pada grafik harian. Jika krisis politik dalam hubungan antara kedua negara adidaya ini berlanjut, yen akan dengan cepat mencapai level ini sebelum akhir minggu ini.
