Selera pasar untuk mengambil risiko pada malam KTT G-20 kemungkinan turun, jadi lebih baik untuk memperhatikan yen dan jual dolar serta euro terhadap mata uang Jepang. Setidaknya, opini ini dimiliki oleh para analis BofAML. Bank tersebut memasukkan posisi jual pada pasangan EUR/JPY pada awal bulan lalu, saat kesepakatan perdagangan antara AS dan China kandas. Pada malam harinya, Bank of America mengambil posisi jual dalam USD/JPY.

Risiko rekomendasi adalah bahwa kesepakatan perdagangan dapat diumumkan saat KTT itu sendiri. Namun, meski begitu, revisi oleh para trader akan langkah selanjutnya dari para petinggi Fed yang mengisyaratkan kebijakan yang melunak, akan membatasi pelemahan yen.

Sementara itu, volatilitas kurs mata uang masih sangat rendah. Pasar menunjukkan ketenangan, namun sia-sia. Tampaknya badai akan segera datang ke pasar valuta asing.

Jadi, pekan lalu ECB mengisyaratkan niat untuk meluncurkan kembali program insentif, namun para pelaku pasar memilih untuk tidak memperhatikannya. Para kandidat yang diunggulkan untuk menjabat Perdana Menteri Inggris adalah para politisi yang rencananya adalah untuk menarik Inggris keluar dari UE tanpa perjanjian apapun atau melumpuhkan kerja Parlemen. Saat ini, hanya ketidakpastian yang dapat terlihat dalam dinamika sterling, dan tidak ada pembahasan mengenai kekhawatiran, apalagi kepanikan.

Segalanya akan baik-baik saja, namun Donald Trump memasuki layar dan mengklaim bahwa kebijakan bank sentral AS melukai negaranya. Para pejabat yang keras kepala yang dipimpin oleh Jerome Powell tidak menerima saran pintar dari Presiden AS mengenai pemotongan suku bunga. "Mereka tidak mematuhi saya," keluh Trump.

Apa yang sedang terjadi menunjukkan perpindahan investor ke aset-aset berhatan, namun ini tidak terjadi. Mengapa? Karena ECB telah kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi pasar, kebijakan stimulus moneter yang tanpa henti telah dianggap sebagai norma untuk seluruh sekuritas utama, dan bukan sebagai anomali. Untuk Inggris, semua meyakini bahwa para politisi Inggris sebenarnya terganggu dan ini akan berlalu.

Alasan besar untuk ketegangan di pasar diberikan oleh pemilik Gedung Putih. Meskipun ia selalu memberikan serangan kata-kata dan memainkan sentimen pasar, cuitan terbarunya melawan the Fed patut diperhatikan. Faktanya adalah bahwa pada akhir Juni, KTT G20 dan konflik dagang berada dalam agenda pembahasan. Presiden Trump dapat mendesak pemerintahannya untuk melakukan kebijakan yang dapat memperlemah nilai dolar atau memaksa China memperkuat yuan. Dan lebih baik kedua-duanya. Bagaimanapun, pada hari Selasa, mata uang China menguat tajam melawan dolar setelah pernyataan dikeluarkan oleh regulator China mengenai rencana untuk melakukan intervensi sebesar 35 miliar yuan pada hari Rabu.

Perlu diingat bahwa mata uang yuan perlahan tapi pasti memasuki semakin memperkuat diri dalam menghadapi perang dagang.

Minimnya reaksi yang jelas di pasar dapat dijelaskan oleh fakta bahwa the Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga. Namun, situasi dapat memburuk setelah KTT bulan Jni di Osaka, Jepang. Khususnya jika negosiasi tidak berhasil.