Pasangan dolar-pound dalam angka ke-27 telah naik lebih dari 200 poin selama sepekan. Mata uang Inggris tersebut bergerak menjauhi titik terendah harga tahun ini dan kini tengah coba menunjukkan karakternya menggunakan pelemahan the greenback. Namun, tidak hanya devaluasi dolar yang menarik GBP/USD naik: untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, pound menemukan alasannya sendiri untuk menguat, yang muncul dari sisi yang agak tak terduga. Dan meski ketidakpastian masih memberikan tekanan terhadap pasangan ini, para pembeli tengah menggunakan setiap peluang untuk memperpanjang periode kenaikan harga korektif. Hari ini, pasangan GBP/USD telah mencapai level resistance 1,2770 (garis atas indikator Bollinger Band di grafik harian), namun tidak dapat menembusnya, akan tetapi, potensi pertumbuhan lebih lanjut masih ada.
Dengan latar belakang kalender ekonomi yang hampir kosong, mata uang Inggris bereaksi terhadap berita politik. Ingat bahwa kini di Inggris terdapat pertarungan memperebutkan posisi pimpinan Partai Konservatif dan posisi perdana menteri negara tersebut. Setelah beberapa putaran pemilihan, dua kandidat memasuki "babak final" pertarungan politik: mantan menteri luar negeri, Boris Johnson, dan menteri luar negeri saat ini, Jeremy Hunt. Selama periode pra-pemilihan, Johnson, yang dikenal dengan posisi kuatnya atas Brexit, dianggap sebagai favorit di kompetisi ini. Dirinya mendukung revisi syarat-syarat kesepakatan, namun pada saat yang sama menentang perpanjangan periode negosiasi setelah 31 Oktober. Menurutnya, Brexit seharusnya mengambil semua risiko pada 1 November - dengan atau tanpa kesepakatan. "Hard" Brexit tidak menggentarkan Johnson, terlebih lagi - dirinya mengancam Brussels untuk tidak membayar "kompensasi" senilai multi-dolar hingga Eropa mempertimbangkan kembali syarat-syarat kesepakatan dengan London.
Dengan kata lain, perjalanannya menuju tahta kekuasaan tidak menjadi pertanda baik bagi pound, mengingat posisi regulator Inggris, yang, nyatanya, "mengikat" pertanyaan Brexit dengan prospek kebijakan moneter. Untuk alasan ini mata uang Inggris di bawah tekanan kuat selama beberapa pekan: Johnson telah mempertahankan keuntungan yang tak terbantahkan dalam pertarungan politik selama ini, dan fakta ini meningkatkan kemungkinan Brexit yang "kacau". Hunt, menyusul beberapa tahap pemilihan, tertinggal dari pimpinan kampanye pemilihan dengan beberapa lusin poin dan nampaknya tidak berpeluang menang. Namun, ternyata, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik, dan terlebih dalam politik Inggris.
Menurut hasil jajak pendapat terbaru, Boris Johnson tidak hanya kehilangan keunggulan dalam rating keseluruhan terhadap lawan utamanya, Jeremy Hunt, namun kini berada di belakangnya. Alasan untuk ini, cukup aneh, adalah kehidupan pribadi Johnson, pertengkaran dengan istrinya. Pada akhir pekan lalu, para tetangga pasangan ini merekam audio pemukulan dan teriakan wanita yang terdengar dari rumah mereka di London. Mereka bahkan memanggil polisi, namun petugas penegak hukum hanya menemukan pertengkaran rumah tangga tanpa kekerasan.
Namun, setelah kejadian tersebut di Inggris, dimulai debat yang cukup memanas mengenai apakah Boris Johnson mampu menjadi perdana menteri, mengingat kualitas pribadinya, khususnya, toleransi terhadap tekanan. Dirinya memperburuk keadaan dan reaksi publiknya terhadap kejadian tersebut. Ia menolak menjawab pertanyaan mengenai keadaan ini, dengan berkata: "Saya yakin orang-orang tidak ingin mendengar hal ini." Setelah itu, Johnson semakin dikritik oleh para koleganya di Partai Konservatif. Secara khusus, wakil Tory, Malcolm Rifkind, menuduhnya menyembunyikan "informasi penting dari publik," dan mantan Menteri Luar Negeri, Alan Duncan, mengatakan bahwa Johnson kini memiliki "tanda tanya besar di kepalanya".
Akibatnya, konflik rumah tangga telah berdampak serius pada kandidat yang dibenci tersebut: setelah kejadian tersebut, dukungan terhadap Johnson turun di antara semua pemilih dan anggota Konservatif. Jajak pendapat terbaru menunjukkan 29% pemilih mempertimbangkan Boris Johnson sebagai perdana menteri yang paling optimal, sementara Hunt didukung 32%. Di antara para anggota partai Konservatif, dukungan terhadap Johnson juga turun (dari 55% ke 45%), sementara posisis Hunt naik dari 28% ke 34%.
Selain itu, menurut The Times edisi Inggris, bahkan jika terpilih, Johnson dapat diberikan mosi tidak percaya - jika dirinya mencoba menarik Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. Menurut sumber anonim, Partai Buruh menginisiasi pemungutan suara Parlemen mengenai masalah ini hampir pada hari pertama Johnson berkuasa. Menurut lawan bicara publikasi, bagian signifikan Konservatif akan mendukung Buruh, terutama jika Johnson tidak meninggalkan gagasan perpanjangan proses negosiasi setelah 31 Oktober.
Di satu sisi, informasi tersebut menurunkan kemungkinan implementasi "hard" Brexit. Di sisi lain, informasi yang dirilis bersifat rumor, yang sering tidak terkonfirmasi. Penurunan rating Johnson adalah berita baik bagi bull GBP/USD, namun bahkan dengan latar belakang skandal tersebut, dirinya mempertahankan keunggulan di antara anggota Parta Konservatif (meski gap dengan Hunt berkurang signifikan).
Dengan demikian, latar belakang fundamental tidak menungkinkan bull pasangan ini untuk menembus level resistance 1,2770 dan memasuki angka ke-28. Namun, jika rating Johnson terus turun, dan dolar masih akan di bawah tekanan dari posisi Federal Reserve AS, target harga ini akan dengan mudah dilalui oleh bull GBP/USD.
