Mata uang Inggris menguat terhadap dolar AS dua hari berturut-turut. Pasangan GBP / USD rebound dari posisi terendah multi-bulan, menembus titik psikologis 1,25 di tengah pernyataan kepala Federal Reserve (FED) Jerome Powell, yang dirasa pasar sebagai sinyal kesiapan regulator untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Namun, kegembiraan "bull" pound mungkin berumur pendek, karena prestasi sterling terutama disebabkan pelemahan the greenback.

"Terlepas dari perbaikan lokal gambaran teknis, yang menyiratkan beberapa potensi pemulihan GBP / USD, Anda sebaiknya tidak mengandalkan stabilitas gerakan ke atas," kata ahli strategi di Royal Bank of Canada (RBC).

Mereka merevisi perkiraan suku bunga Bank Inggris dan tidak lagi mengharapkan kenaikan pada kuartal pertama tahun 2020.

RBC memperkirakan, mengingat pertumbuhan ekonomi negara yang lemah dan risiko lanjutan hard Brexit, bank sentral kemungkinan akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin November ini.

"Bulan-bulan mendatang akan menjadi periode volatilitas tinggi untuk pound, mengingat kemungkinan pelaksanaan pemilihan Parlemen awal di Inggris dan babak baru dalam proses perpisahan Inggris dan Uni Eropa, yang harus diselesaikan sebelum 31 Oktober.", terang para analis.

"Kemungkinan pada akhir tahun, GBP / USD akan kembali ke level 1,30 di tengah pelonggaran suku bunga moneter Fed dan penurunan ketidakpastian di Inggris, tetapi rasio potensi risiko/reward tidak memberikan alasan untuk membahas mengenai daya tarik posisi beli pound.", tambah mereka