Tampaknya pimpinan Fed akhirnya meyakinkan pasar akan adanya pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Di bawah pengaruh suasana dovish Fed, indeks dolar turun dari level tertinggi selama tiga pekan, yang dicapai beberapa hari terakhir. "Notulen" dari Fed diabaikan oleh pasar, meskipun pasar mengetahui bahwa tidak semua pejabat bank sentral siap untuk melonggarkan kebijakan.

Para trader memilih mendengarkan kata-kata Jerome Powell, yang menurut mereka, memberikan sinyal yang jelas untuk melakukan pelonggaran kebijakan yang agresif. Pimpinan Federal Reserve Bank of St. Louis, James Bullard, juga memegang peran di sini, dengan menyatakan bahwa penurunan suku bunga sebesar 0,25 persen penting untuk dilakukan demi menjaga ekonomi AS agar tidak melambat karena perang dagang dan ditengah inflasi yang terus berada di level rendah.

Namun, hari ini Amerika Serikat merilis sebuah laporan yang menunjukkan bahwa harga konsumen di negara tersebut tak terduga naik 0,1% pada bulan Juni. Para ekonom sebelumnya memprediksi indikator ini tidak akan menunjukkan dinamika sama sekali.

Powell dijadwalkan akan memberikan pidato lagi pada hari Kamis. Ia kemungkinan tidak akan menambahkan hal fundamental baru yang berkenaan dengan prospek pelonggaran kebijakan, namun segalanya dapat terjadi. Jika, misalnya, ia berbicara lebih akurat mengenai pemotongan suku bunga sebesar 0,50%, maka dolar dapat mengulangi skenario pergerakan kemarin.

Pasangan EUR/USD akan memperoleh peluang besar untuk bergerak ke level 1.1400. Di bawah situasi lain, harga cenderung berbalik turun.

Pemicu yang dapat menyeret turun pasangan mata uang utama ini kemungkinan adalah perilisan notulen dari rapat ECB bulan Juni. Namun, ini tidak terjadi, euro tidak memperhatikan fakta bahwa hampir semua anggota ECB mengakui pentingnya pelonggaran kebijakan moneter di kawasan tersebut.

Tampkanya Forex memasuki fase baru perang mata uang. Trader menganggap penurunan suku bunga oleh bank sentral AS sebagai langkah pencegahan seperti pada tahun 1995 dan 1998, saat itu Fed bertindak sebagai pemimpin dan menyelamatkan negara tersebut dari resesi. Bank sentral AS juga melonggarkan kebijakan pada 2001 dan 2007, saat imbas negatif telah mulai menunjukkan pucuk pertamanya, namun situasi malah berujung kepada resesi. Keinginan untuk mencegah resesi patut dihargai, namun bukan hanya para pejabat Fed yang mempertimbangkannya. Regulator Eropa juga siap menurunkan suku bunga dan menghidupkan kembali program pelonggaran kuantitatif. Dapat dikatakan, mungkin ECB memiliki alasan lebih untuk melakukannya dibandingkan dengan Fed. Contohnya, memburuknya estimasi PDB dan inflasi untuk 2020 serta pernyataan dari para politik Jerman bahwa UE harus benar-benar serius menghadapi perang dagang dengan AS.

Nilai euro dan dolar lemah dan kondisi mereka didukung oleh bank sentral kedua negara. Pasangan EUR/USD akan tetap berada di dalam rentang konsolidasi di 1.12-1.14 yang ditunjukkan pada awal Juli.