Respon pasar terhadap penjualan ritel AS yang kuat tak berarti; para trader lebih memilih fokus pada komentar the Fed selanjutnya. Oleh karena itu, pada Rabu, dolar hanya dapat membukukan pertumbuhan sesi sebelumnya tepat di atas level 97.

Berpidato di Paris, Jerome Powell kembali mengintervensi prakiraan pasar, memberikan petunjuk riisko prakiraan penurunan inflasi, yang memerlukan penyesuaian kebijakan yang lebih fleksibel dari para pejabat. Pada saat yang sama Federal Reserve bersikeras mengabaikan data fundamental tradisional, menunjukkan kekhawatirannya terhadap indikator-indikator utama. Setelah pidato Powell pada Selasa, peluang penurunan suku bunga 50 bps meningkat menjadi 31%. Pada saat yang sama, kepala Bank Sentral tersebut dapat meyakinkan pasar bahwa Bank Sentral akan dapat merangsang inflasi, karena metrik pasar dari prakiraan inflasi berubah naik sejak akhir Juni.

Dengan demikian, tekanan terhadap perekonomian Amerika berasal dari hubungan dagang dengan para mitra. Prakiraan inflasi turun setelah pengumuman kenaikan tarif bagi barang-barang China. Powell telah menunjukkan ini lebih dari sekali. Tidak dapat dikesampingkan bahwa reaksi prakiraan inflasi ke titik dasar adalah "pandangan ke depan" dari siklus baru mitigasi kebijakan sebagai respon terhadap peningkatan tensi tarif. Dalam hal ini, Bank Sentral dipimpin, karena bank merespon sinyal yang keliru dan mengabaikan laporan-laporan ekonomi yang kuat.

Namun, sulit untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga setengah persen sekaligus sebagai langkah pencegahan yang masuk akal. Pasar tenaga kerja dan volume penjualan meningkat dengan cukup meyakinkan.

Pekan dekan, ECB diperkirakan akan memberikan sinyal stimulus yang kuat, yang akan mengurangi risiko perlambatan pertumbuhan luar negeri lebih lanjut. Ini adalah salah satu alasan bagi kekhawatiran the Fed, bersama dengan perang dagang. Laporan PDB AS pada Jumat mungkin memberikan kejutan positif, setidaknya terdapat prasyarat bagi hal ini. Dalam skenario ini, para trader tidak mungkin menjual dolar.

Estimasi dan prakiraan bank terbesar dunia mengenai penurunan suku bunga the Fed

Goldman Sachs tengah menantikan penurunan 25 basis poin pada Juli dan penurunan lainnya dengan nilai yang sama hingga akhir tahun ini. Pendapat yang sama diutarakan oleh para ahli JPMorgan.

Semua memahami bahwa the Fed diperkirakan akan melonggarkan kebijakan pada Juli, tulis mereka. Keadaan dunia masih mengkhawatirkan, sentimen bisnis terus memburuk, dan sinyal-sinyal deflasi dari perlambatan tekanan harga produsen menekan keuntungan perusahaan. Gabungan faktor-faktor ini berdampak negatif terhadap peningkatan biaya modal di dunia.

Perwakilan Morgan Stanley dan UBS memperkirakan pelunakan kebijakan yang agresif - 50 basis poin segera tanpa penurunan tambahan sebelum akhir tahun. Menurut mereka, kondisi saat ini memerlukan tindakan tegas, Selama 12 bulan terakhir, perekonomian global telah sangat melambat, ditambah oleh konflik dagang. PDB AS juga berisiko memperlambat pertumbuhan.

Citigroup, di sisi lain, memperkirakan penurunan seperempat persen masing-masing pada Juli dan September. Menurut mereka, penurunan 25 basis poin serupa kompromi dalam komite. Namun, mungkin para pejabat akan memilih menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Terdapat konsensus di Bank of Amerika dan Barclays. Jerome Powell memperjelas bahwa pada rapat selanjutnya, suku bunga akan diturunkan terlepas dari statistik yang ada, komentar mereka. Biaya pinjaman akan turun setidaknya 0,25% pada Juli dan 0,5% pada akhir tahun.