Jadi, perjuangan politik di Inggris mencapai babak akhir: pemilihan berskala besar dari 160 ribu anggota Konservatif "biasa" berakhir malam ini, besok kita akan mengetahui nama pemimpin partai Konservatif yang baru, dan lusa - pemenang tersebut akan memulai tugasnya sebagai perdana menteri Inggris. Namun, tidak ada intrik di sini: sepanjang periode kontes pemilihan, Boris Johnson jelas menjadi favorit dan tidak dapat dilampaui - bahkan sejumlah skandal dan protes tidak dapat menurunkan peringkatnya dengan signifikan. Oleh karena itu, hari ini kami dapat mengatakan dengan percaya diri bahwa mantan menteri luar negeri yang banyak dibenci ini akan mendiami kantor di Downing Street.
Keniscayaan fakta ini juga ditandai oleh dimulainya pengunduran diri para menteri pemerintahan Theresa May. Secara khusus, perwakilan Kementerian Luar Negeri Inggris, Alan Duncan, mengatakan dirinya tidak akan bekerja dalam kabinet Johnson. Pernyataan serupa dibuat oleh menteri-menteri lainnya (secara khusus, kehakiman, keuangan), hanya dalam konteks hipotesis. Johnson sendiri, pada gilirannya, telah berhasil "memecat" lawannya, Jeremy Hunt, yang hari ini masih menjadi Menteri Luar Negeri.
Dengan jelas, ketika kemenangan Johnson menjadi fakta yang legal, (sangat) banyak anggota pemerintahan juga akan meninggalkan posisinya. Ketidakpastian politik yang meningkat dalam kondisi apapun memberikan tekanan terhadap mata uang nasional. Namun, dalam kasus ini, prospek hubungan politik Johnson yang tidak pasti (baik dengan anggota pemerintahan maupun para anggota House of Commons) akan berlipat ganda dengan ketidakpastian mengenai prospek Brexit. Meski para trader telah berhasil "menerima" kemenangan mantan menteri luar negeri tersebut, komentar kerasnya mengenai Brussels, yang dijalankan dalam perannya sebagai perdana menteri, akan memberikan tekanan tambahan terhadap pound.
Secara umum, permainan melawan pound adalah karakter win-win selama beberapa bulan. Bahkan jika pasangan GBP/USD menunjukkan pertumbuhan berskala besar (lebih tepatnya, koreksi berskala besar), bear kemudian tidak hanya mengembalikan harganya ke posisi sebelumnya, namun juga "menangkap" batas atas harga baru, dengan demikian mengkonsolidasikan titik terendah (dua tahun) baru - 1,2385. Kini pullback harga biasa menyusul, namun tren, tetap menurun - dan faktor-faktor yang memberikan tekanan terhadap pound, dalam waktu dekat hanya akan meningkatkan pengaruhnya.
Juga, pound mengabaikan janji Boris Johnson di mana dirinya akan menyepakati perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Menurutnya, kompromi antara London dan Brussels mungkin dan perlu terjadi - dan kesepakatan dapat dicapai dalam kerangka perjanjian perdagangan bebas, yang akan dirinya negosiasikan setelah Inggris meninggalkan UE. Dirinya juga menyebut masalah kontrol perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara sebagai "satu-satunya masalah dalam kesepakatan Brexit". Dirinya juga berjanji untuk mengatasi masalah ini - namun kembali, dalam konteks pengertiannya terhadap "kompromi".
Dengan kata lain, Johnson menunjukkan "kapasitas kontrak"nya, namun gagasan yang dirinya utarakan tidak akan terealisasi, mengingat posisi Brussels yang cukup kuat. Oleh karena itu, pasar mengabaikan retorika yang nampak ramah tersebut.
Secara umum, menurut sebagian besar para analis, keputusan politik pertama Johnson akan dibuat sehubungan dengan para anggota House of Commons. Dengan mempertimbangkan hasil pemilihan sebelumnya, Parlemen Inggris tidak akan dipimpin oleh perdana menteri baru dan mendukung "hard" Brexit. Tidak hanya Buruh, namun banyak anggota Konservatif menentang skenario ini dan Johnson sangat sadar. Oleh karena itu, agar skenarionya terealisasi, dirinya pertama akan perlu meminta dukungan korps deputi - dan, kemungkinan besar, bukan pada rapat baru-baru ini. Dengan demikian, menurut The Times, Johnson berencana untuk menggelar pemilihan Parlemen awal dalam waktu dekat untuk menerapkan langkah-langkah legislatifnya yang menyertai "hard" Brexit (terutama dalam bidang pajak). Benar, menurut informasi lainnya, para anggota parlemen berencana untuk mencegah hal ini - Johnson dapat melakukan mosi tidak percaya hampir selama bulan-bulan pertama masa kekuasaannya. Terutama jika dirinya mencoba untuk menarik Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. menurut sumber anonim dalam media Inggris, Partai Buruh menginisiasi pemilihan Parlemen mengenai masalah ini pada akhir musim panas, dan didukung oleh anggota Konservatif dari kalangan "sentris".
Perlu dicatat bahwa pada Kamis lalu, House of Commons telah menerapkan amandemen yang bertujuan mempersulit Johnson untuk menghentikan kegiatan Parlemen, guna melangkahi para anggota parlemen untuk menarik Inggris dari Sekutu tanpa kesepakatan. MP mendukung amandemen Benn-Burt, yang intinya sebagai berikut: bahkan jika kerja House of Commons dihentikan, para anggota parlemen masih menggelar rapat selama lima hari, khususnya, untuk mempertimbangkan kerja parlemen Inggris. Amandemen ini sendiri tidak akan dapat menghentikan Brexit yang kacau, namun akan memberikan MP celah sementara untuk mengeluarkan undang-undang yang secara de jure dan de facto memblokir keluarnya Inggris dari UE tanpa kesepakatan.
Semua ini menandakan bahwa pertarungan politik yang melibatkan Johnson akan terkuak pertama kali bukan di Brussels, namun di London, di mana Parlemen Inggris akan menjadi "medan pertempuran". Dan meski akhirnya, para anggota parlemen dapat menyelamatkan Inggris dari "hard" Brexit, fakta konfrontasi politik akan memberikan banyak tekanan terhadap pound. Itulah sebabnya permainan selanjutnya melawan Inggris memiliki pengertian praktis: berpasangan dengan dolar, sterling mempertahankan posisi untuk turun ke support di 1,2380 (garis dasar indikator Bollinger Bands di grafik harian). Target pasangan ini dapat diuji dalam beberapa hari ke depan dengan latar belakang pernyataan pertama Johnson.
